Kekuatan Memaafkan: Sebuah Nasihat Katolik Untuk Manusia

- 11 Agustus 2022, 15:47 WIB
Persekutuan kasih
Persekutuan kasih /AS Rabasa

MEDIA KUPANG - Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kalikah?" Yesus menjawab, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan, supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, "Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi."

Baca Juga: Gadis Cantik Nyaris Bunuh Diri di Jembatan Liliba-Kupang

Tergeraklah hati raja oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapuskannya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, "Bayarlah hutangmu! Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, "Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi.

Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, "Hai hamba yang jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo,sampai ia melunasi seluruh utangnya.

Demikian pula Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang sungai Yordan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan:
Dalam setiap budaya dimuka bumi ini setidaknya ada tiga kata yang selalu diajarkan sejak usia dini : terima kasih, tolong dan maaf. Kendati demikian, tidak mudah pula menjalankannya setelah dewasa.

Kata yang paling sulit untuk dikatakannya adalah maaf dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah memaafkan. Memang tidak mudah minta maaf apalagi memaafkan orang lain. Berbuat salah dan dosa adalah kodrat kemanusiaan, tetapi mengampuni adalah kodrat Illahi. Allah Bapa yang dalam Yesus Kristus telah mewahyukan pengampunan sebagai kabar gembira dan warta pembebasan. Itulah cara untuk meretas jalan baru, memutus mata rantai balas dendam dan kekerasan.

Baca Juga: Aliran Agama Baru Sudah Ada di NTT : Mentuhankan Isteri

Yesus tak hanya mengajarkan tetapi melaksanakannya dalam pengajaran dan teladan hidupnya. Bahkan disaat saat akhir ketika meregang nyawa , yang terucap adalah kata kata pengampunan, :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Ia mengatakan kepada Petrus untuk mengampuni 70x7, ini berarti pengampunan tanpa batas karena ‘Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” Melalui pembaptisan, kita semua telah dipanggil dan diangkat menjadi anak anak Allah serta mendapatkan anugerah hidup Ilahi.

Salah satu ukuran menilai diri sendiri sejauh mana kita telah menjadi Anak Allah dan hidup Ilahi telah merasuki diri kita adalah kemampuan untuk mengampuni. Semakin meningkat kemampuan kita untuk mengampuni, maka semakin meningkat pula kualitas hidup Ilahi dalam diri kita.

Cinta Allah yang sempurna terwujud dalam belas kasihan-Nya yang tiada batas . Entah sudah berapa kali telah kita daraskan doa Bapa Kami. Semoga setiap kali mendoakannya , kita juga serius memohon rahmat agar kita bertumbuh dalam belas kasih Allah dan dimampukan untuk mengampuni.

Panitia Festival Golo Koe bersama nelayan muslim
Panitia Festival Golo Koe bersama nelayan muslim AS Rabasa

KEKUATAN MEMAAFKAN 
Memaafkan, ternyata tidak hanya baik untuk hubungan dgn orang lain, tapi yang terpenting justru sangat baik untuk diri sendiri.

Perasaan kecewa, sakit hati, dendam, marah, khawatir adalah ibarat sampah membusuk dalam taman hati Anda jangan dipelihara.

Bukan hanya merusak keindahan & kecantikan diri, bahkan merusak kesehatan & yang terpenting adalah akan menghambat REZEKI Anda.

Penelitian Dr. David Hawkins, yang ditulis dalam bukunya Power vs Force berkata bahwa :

Ternyata orang-orang yang memiliki perasaan Takut, Khawatir, Malu, Dendam, Sakit Hati, Trauma, dan sebagainya. Energinya di bawah normal yaitu 10 pangkat 250.

Sementara orang-orang yang bersyukur, penuh kasih & kedamaian dalam penelitian tersebut, memiliki energi di atas normal, bahkan mencapai 10 pangkat 600.

Baca Juga: Profesor Romli Tak Yakin Ferdy Sambo Bakal Dihukum Mati

Penelitian tersebut juga menunjukkan orang-orang yang memiliki energi Tinggi tersebut, justru adalah orang-orang yang sukses, bahagia, berkelimpahan hidupnya, materi maupun non materi.

Berani memaafkan orang adalah Berkah. Berani merugikan orang adalah musibah.

Memaafkan adalah sumber kebahagiaan & pemadam api penderitaan.

Memaafkan akan mendatangkan kedamaian dalam hati, menumbuhkan Kearifan & Cinta Kasih.

Karena itu seberapa besar pun kesakitan yang Anda alami & seberapa jahatpun musuh yang dihadapi, mulailah belajar BERANI memaafkan.

Semakin besar rasa MAAF, semakin besar juga jiwa. Semakin besar kebahagiaan & suka cita dalam hati.

Berani memaafkan adalah Berkah bagi Anda. Memaafkan Musuh Anda walau pernah menyakiti bahkan menyengsarakan Anda.

Semoga kita,,,
Tetaplah bersemangat!
Teruslah bertumbuh!
Teruslah belajar, Memaafkan, kebahagian bagi kita.***

 

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah