Proyek Air Bersih Rp5,6 M Di Tribur-Alor, Kades Mengeluh Air Mengalir Kecil, Yunus:Pekerjaan Sampai November

23 Agustus 2022, 16:28 WIB
Kepala Desa Tribur, Deprintis Koilhar /

 

MEDIA KUPANG - Proyek pembangunan air bersih atau air minum di desa Tribur, Kecamatan Alor Barat Daya Selatan, Kabupaten Alor yang dibiayai oleh dana pinjaman SMI atau APBD I Provinsi NTT sebesar Rp5,6 Miliar ini dikeluhkan oleh Kepala Desa setempat, Deprintis Koilhar.

Pasalnya, pantauan Deprintis masyarakat tidak menikmati secara baik dari hasil pekerjaan proyek itu, karena air yang mengalir dinilai kecil bahkan air tidak mengalir di sambungan rumah (SR) di sejumlah rumah tangga masyarakat yang terpasang.

Untuk itu diminta kepada pihak kontraktor atau Dinas PUPR Provinsi NTT sebagai penanggung proyek tersebut untuk mencari tahu atau memperbaiki penyebab dari lemahnya atau kecilnya air yang mengalir, bahkan tidak mengalir sama sekali di sejumlah SR.

Hal ini disampaikan Deprintis Koilhar kepada Media - Kupang.Com di Kalabahi, pada Selasa 23 Agustus 2022 berkaitan dengan pekerjaan proyek air bersih yang menelan dana miliaran rupiah di desanya itu.

Deprintis menjelaskan, proyek air minum tersebut adalah proyek tahun 2021 yang dikerjakan tahun 2022. Proyek tersebut merupakan kegiatan dari Dinas PUPR Provinsi NTT.

Proyek itu, jelas Deprintis, mulai dikerjakan sekitar awal tahun 2022 atau sekitar bulan februari sampai bulan Juli 2022, dan setelah itu dirinya sudah tidak mengetahui apakah pekerjaannya sudah selesai atau belum karena dirinya tidak mendapatkan informasi tentang hal itu.

Namun dari kegiatan pekerjaan yang ada hingga telah terpasang jaringan perpipaan termasuk SR, tandas Deprintis, dirinya patut mengeluh karena air yang mengalir cukup kecil, dan bahkan untuk SR disejumlah rumah tangga air tidak mengalir.

"Di rumah saya saja, ada bak penampung ukurannya sekitar 1 meter X 1 meter, kalau ditadah dari pagi hari baru penuh sore harinya," ungkap Deprintis.

Menurut Deprintis, dirinya sesungguhnya telah menyampaikan masalah ini ke konsultan pengawas, dan ketika itu ada tim dari Kupang yang mau melakukan pemeriksaan, sehingga pihaknya juga ingin dilibatkan dalam pemeriksaan. Namun kesepakatan untuk turun bersama tim tidak terjadi, karena tim turun sendiri. Tentu kami kecewa karena tim melakukan pemeriksaan sendiri.

Padahal, kata Deprintis, dirinya bersama aparat yang lain ingin melihat pekerjaan dari sumber air, bangunan bak penampung, hingga perpipaannya. Karena kami mau membuktikan informasi atau mau menyampaikan informasi yang diterima, misalnya ada pekerjaan fondasi yang tidak digali, sehingga terjadi rembesan air dari pasangan batu. Selain itu kita juga mau tahu penyebab dari kecil air atau bahkan tidak mengalir air disejumlah SR pasca di pasang," ujar Deprintis sambil menyebutkan yang mengerjakan proyek ini adalah sebuah perusahaan dari Kupang.

Berkaitan dengan pengeluhan Kades Deprintis ini, Direksi Tekhik Lapangan pekerjaan proyek air minum tersebut, Yunus P yang dikonfirmasi MEDIA KUPANG melalui telepon Whatsapp mengatakan, pihaknya belum dapat menjelaskan secara detail tentang pekerjaan tersebut.

Pasalnya, jelas Yunus, pekerjaan itu belum berakhir atau akan sampai di bulan November 2022 nanti. Dan pihaknya akan kembali ke lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lagi berdasarkan hasil rekomendasi dari pemeriksaan tim yang dilaksanakan pada bulan Juli kemarin.

"Air jalan kecil itu karena kita belum lepas penuh. Kita baru aliri air untuk menguji kebocoran pipa. Pekerjaan ini belum selesai sampai bulan November nanti," tandas Yunus.

Yunus mengatakan, proses pekerjaan air bersih di kampungnya itu cukup berat, karena untuk memobilisasi material atau peralatan saja cukup susah, sehingga Yunus menegaskan jangan mencari-cari kesalahan.

Yunus menambahkan hasil pekerjaan air bersih tersebut disambut gembira oleh warga di sejumlah lokasi yang selama ini mengalami kesulitan air bersih.***

Editor: Okto Manehat

Tags

Terkini

Terpopuler