Obsesi DKP Alor 'Mendulang' Rupiah Dari Budidaya Ikan Air Tawar

- 19 Desember 2020, 20:18 WIB
Kegiatan pembuatan bioflok (wadah pembesaran) ikan air tawar di Alor
Kegiatan pembuatan bioflok (wadah pembesaran) ikan air tawar di Alor /

Ako melanjutkan, upaya pengembangan ikan air tawar yang dilakukan pihaknya mendapat apresiasi dari Kementerian DKP, sehingga belum lama ini mendapat dukungan untuk pembangunan bioflok atau wadah bundar guna melakukan pembesaran ikan. Wadah ini dibangun di Wilayah Mebung, Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU).

Bioflok ini merupakan proses pembesaran ikan air tawar yang lebih modern, dimana prosesnya bibit diambil dari kelompok kemudian di lepas dalam wadah (terpal) bundar tersebut untuk menjalani proses pembesaran.

"Kalau bioflok kapasitas padat tebar dengan ukuran bibit 5-8 Cm mencapai 1,000 ekor, sedangkan kalau di kolam biasa hanya bisa tampung 500 ekor. Untuk Kabupaten Alor baru satu bioflok yang baru habis bangun di Mebung," ungkap Ako.

Ako menandaskan, dirinya bukan ambisi, namun merupakan sebuah obsesi, yakni target DKP hasil budidaya ikan air tawar di Kabupaten Alor selain untuk kesejahteraan masyarakat, juga bisa menyumbangkan 'pundi-pundi' untuk pendapatan daerah. Hal tersebut merupakan obsesi rasional, karena hasil produksi ikan lele selain dipasarkan dalam daerah, juga akan di respon oleh pasar luar.

Bahkan untuk dipasarkan, tidak hanya ikan yang usia panen, tetapi Alor juga siap menjadi sumber benih. Kabupaten lain yang ingin benih, tidak perlu harus memesan di Jawa, namun bisa membeli bibit ikan di Alor.

"Untuk ikan usia panen biasanya di jual Rp30 ribu - Rp40 ribu perkilo, dan untuk 1 kg berisikan 5-10 ekor," sebut Ako.

Sementara itu salah seorang masyarakat penerima bantuan budidaya ikan air tawar dari DKP Kabupaten Alor, John L. Maro yang ditemui Wartawan di lahan kolam ikannya di desa Lendola, Kecamatan Teluk Mutiara, pada Rabu 16 Desember 2020 menceriterakan pengalamannya.

Menurut Maro, awal dirinya tertarik untuk membudidayakan ikan air tawar tersebut diyakini oleh mantan anggota DPRD Kabupaten Alor, Deni Lalitan yang sebelumnya telah melihat lokasi lahan kebunnya yang memiliki potensi air yang besar.

Hal ini, jelas Maro, kemudian ditindaklanjuti oleh DKP9 Kabupaten Alor dengan memberikan dukungan pembuatan kolam dan bibit ikan. Hasil budidayanya hampir selama 1 tahun ini telah dilakukan panen sebanyak 3 kali.

Maro mengatakan, hasil panennya saat ini belum dipasarkan, namun masih sebatas komsumsi dengan membagikan kepada masyarakat.

Halaman:

Editor: Okto Manehat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x