Klarifikasi Pastor Tentang Penundaan Pemberkatan Nikah Yang Viral

- 15 Agustus 2022, 13:43 WIB
Suasana di rumah pengantin yang gagal dinikahkan
Suasana di rumah pengantin yang gagal dinikahkan /AS Rabasa /@tessy1611bere02

MEDIA KUPANG - Menanggapi video viral dan pengakuan kronologi dari pengantin pria tersebut, pastor paroki Weluli Rm Agustinus Kau Lake angkat bicara dengan memberikan klarifikasi.

Berikut lima poin klarifikasi Pastor Paroki Weluli yang telah beredar di Media sosial dan telah dipastikan oleh media Kupang dengan menghubungi Rm. Agustinus pada Minggu 18 Agustus 2022 malam.

Baca Juga: Bunda Maria Bagi Orang Katolik

Saya, Pator Paroki Weluli hendak menyampaikan beberapa klarifikasi terkait beredarnya berbagai postingan di medsos terkait polemik di Maudemu

1. Bahwa yg terjadi di Maudemu bukan pembatalan pemberkatan nikah karena smua prosedur kanonik sudah diikuti dan tidak ditemukan halangan maupun larangan sesuai hukum kanon. Yang terjadi adalah *penundaan pemberkatan nikah. Alasannya adalah mempelai dan keluarga lebih fokus mempersiapkan resepsi sampai lupa mempersiapkan tenda (kapela darurat) tempat pemberkatan nikah. Hingga waktu misa pemberkatan tiba, mempelai dan keluarga belum muncul untuk melakukan persiapan akhir dan pengakuan dosa karena sedang sibuk di tenda resepsi. Saya membacanya sebagai ketidaksiapan batin mereka untuk pemberkatan tapi hanya sibuk siap pesta resepsi.

2. Stasi Maudemu belum memiliki gedung kapela. Selama ini kami merayakan ekaristi hari minggu, hari raya dan pelayanan sakramen-sakramen di sebuah tenda (kapela darurat) yang dibangun di depan kantor desa. Sejak rencana pernikahan, disepakati bersama mempelai dan keluarga bahwa pemberkatan tidak di Gereja Pusat Paroki Weluli, tetapi dilakukan di tenda (kapela darurat stasi) tersebut, bukan di tenda resepsi sebagaimana disebutkan dalam video yang beredar. Namun mempelai dan keluarga malah mengeluarkan undangan dan menyiapkan tenda resepsi sebagai tempat upacara pemberkatan nikah tanpa berkonsultasi lanjut dengan Pastor Paroki. Lalu umat yg lain protes dan bertanya kenapa tidak berkat di tenda (kapela darurat) sebagaimana pasangan-pasangan lain slama ini? Keluarga justru menjawab bahwa pastor paroki yg suruh, padahal belum pernah terjadi dan saya tidak pernah memutuskan untuk melangsungkan ekaristi berkat nikah di tenda resepsi pada rumah mempelai. Yang dimaksud dengan tenda sejak awal rencana pernikahan adalah kapela darurat, bukan tenda resepsi sebagaimana ditanggapi oleh mempelai dan keluarga.

3. Pada saat hari pemberkatan sesuai rencana, ketika tiba di tenda (kapela darurat) saya menemukan tidak ada tanda-tanda persiapan untuk digunakan sebagai tempat upacara misa pengukuhan sakramen pernikahan, sedangkan tenda resepsi penuh dengan hiruk pikuk aktivitas pesta dan hingar bingar musik. Maka saya memerintahkan untuk segera menyiapkan tenda (kapela darurat) untuk dilangsungkan upacara sakramen pernikahan, yang harus didahului dengan pembinaan/persiapan terakhir dan pengakuan dosa. Mempelai dan keluarga datang ke kapela darurat namun tidak langsung masuk. Mereka berdiri saja di luar dengan acuh, malas tahu dan enggan. Padahal waktu sudah lewat dan belum ada persiapan akhir dan pengakuan dosa, supaya bisa dilanjutkan dengan upacara pemberkatan. Nampak jelas dari sikap mereka bahwa mereka mati-matian ingin agar melangsungkan upacara pengukuhan sakramen pernikahan di tenda resepsi.

Baca Juga: Sebelum Tembak Brigadir J, Ini Hal Misterius Yang Dilakukan Irjen Ferdy Sambo dan Isteri

perselisihan keluarga mempelai dengan mama besar, bukan sebuah alasan untuk menunda upacara pemberkatan nikah tersebut. Demikian juga halnya dengan alasan adanya anggota keluarga mempelai yang sakit. Pertanyaan saya tentang adanya persoalan keluarga di antara mereka saat di tenda (kapela darurat) adalah untuk mendapat kepastian kenapa tenda (kapela darurat) tidak disiapkan sebagai tempat upacara pemberkatan nikah.

5. Bahwa melihat reaksi mempelai dan keluarga sebagaimana dimaksud dalam point-point di atas, makan saya memberutahukan kepada mereka bahwa pemberkatan nikah ditunda, bukan dibatalkan, lalu saya kembali ke paroki. Mereka juga kembali ke tenda resepsi dan mulai menunjukan reaksi macam-macam sambil meneriaki saya sebagai pastor putar balik, dll yg divideokan dan disebar lewat berbagai media.

Halaman:

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x