Virus ASF Serang Nelle Sikka, 865 Ternak Babi Mati, Kerugian Capai 2 Miliar Lebih

- 26 Januari 2021, 20:01 WIB
Tim Terpadu Kecamatan Nelle sedang melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk mencegah kematian babi akibat virus ASF
Tim Terpadu Kecamatan Nelle sedang melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk mencegah kematian babi akibat virus ASF /Media Kupang / Eryck/

Dikatakan Nicolaus, angka kematian ternak babi ini tertinggi di awal tahun 2021 ini. Dimana, kondisi ini begitu berdampak pada rumah tangga warga, yang sebagian besarnya menggantungkan hidup dari beternak babi.

Nicolaus merincikan, jikalau ternak babi yang mati dengan hitungan harga rata-rata Rp.3 Juta, maka kerugian yang diderita peternak babi di wilayah 5 Desa tersebut mencapai Rp.2 Miliar 568 Juta.

"Jadi, ini nilai kerugian yang begitu besar diderita oleh warga, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19. Tentu sangat berdampak terhadap ekonomi warga karena menjadi tumpuan kebutuhan hidup mereka," sebut Nicolaus.

Terhadap kondisi yang demikian, pihaknya telah melaporkan data kematian babi dan langkah pencegahan yang dilakukan selama sebulan terakhir, kepada Bupati Sikka pada hari ini, Selasa, 26 Januari 2021.

Sejauh ini, menurut Nicolaus, upaya yang dilakukan oleh pihaknya bersama Tim Terpadu yakni, melakukan penyemprotan disinfektan di setiap kandang ternak di 5 wilayah desa.

Tim Terpadu tersebut, terdiri dari, Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Nelle, Polsek Nelle, Aparatur Desa dan Dinas Pertanian.

"Kami Tim Terpadu, telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di setiap kandang ternak babi milik warga. Ini sebagai upaya pencegahan dan untuk menghindari virus ASF," papar Nicolaus.

Selain upaya penyemprotan disinfektan, lanjut Nicolaus, Tim Terpadu juga sudah mengingatkan warga masyarakat untuk jangan membeli babi lebih dahulu dari luar daerah agar bisa mengurangi potensi terkena virus ASF.

Apalagi, kata Nicolaus, saat ini sudah ada Surat Edaran Bupati Sikka untuk melarang aktivitas jual beli ternak babi antar wilayah.

"Kami sudah berikan edukasi kepada masyarakat, agar jangan membeli babi untuk sementara waktu, sambil kita mencari jalan keluar. Karena menurut pihak Dinas Pertanian, virus ASF ini belum ada obatnya," tutur Nicolaus.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah