Polisi Segera Periksa Saksi Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Romo Watimena

- 10 Maret 2022, 12:57 WIB
Kapolres TTS, AKBP Suka Arsa
Kapolres TTS, AKBP Suka Arsa /Dion K/Media Kupang

MEDIA KUPANG - Penyidik Polres Timor Tengah Selatan (TTS) segera melakukan pemeriksaan terhadap para saksi kasus dugaan pencemaran nama baik Romo Yerimias Johanes Watimena.

Hal ini disampaikan Kapolres TTS, AKBP I Gusti Putu Suka Arsa, S.IK diketika dikonfirmasi media, Rabu 9 Maret 2022.

Dikatakannya, pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Romo Yerimias Johanes Watimena.

Baca Juga: DPR NAPOLBA KIT, Sambutan Bupati TTS Egusem Piether Tahun Berujung Laporan Polisi

Dirinya memastikan, jika dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan bukti mengarah pada adanya tindak pidana, maka pihaknya akan memproses kasus tersebut sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Kita akan segera periksa semua saksinya untuk melihat ada tidaknya pelanggaran pidana. Kalau ada pasti kita akan proses hukum," ungkap Kapolres.

Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang agar situasi Kamtibmas tetap terjaga. Karena kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian, masyarakat diminta untuk mempercayai penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

"Tetap tenang, karena masyarakat sudah lapor ke kita (polisi) percayakan pada kita. Kita akan proses sesuai aturan hukum yang berlaku," imbaunya.

Sebelumnya, Kepala Desa Noemuke, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, Semrys Oryanty Lette kembali diadukan ke Polres TTS terkait dugaan pencemaran nama baik oleh Romo Yeremias Yohanes Watimena, Sabtu 5 Februari 2022.

Laporan polisi ini merupakan kasus hukum kedua yang dihadapi oleh sang Kades yang merupakan istri dari anggota DPRD Kabupaten TTS, Hendrikus Babys.

Kasus pertama, sang Kades diadukan atas dugaan penganiayaan dengan korban Apders Seo. Kasus ini sendiri hingga saat ini masih ditangani Reskrim Polres TTS.

Kepada media, Romo Watimena bercerita, kasus dugaan pencemaran nama baik ini bermula pada 18 February 2022 ketika dirinya menegur sejumlah warga Noemuke yang melakukan pembersihan di wilayah batas antara Desa Naip dan Desa Noemuke.

Romo Watimena sengaja melakukan hal tersebut untuk mencegah konflik antara warga dua desa bertetangga tersebut.

Pasalnya, masalah batas wilayah antara Desa Naip dan Desa Noemuke hingga saat ini belum tuntas. Sesuai kesepakatan bersama pada 30 Desember 2021, warga dua desa tersebut tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di wilayah batas sampai masalah batas selesai.

Kekhawatiran Romo Watimena terbukti, karena tak lama setelah diingatkan, sejumlah warga Naip mendatangi wilayah batas yang bermasalah tersebut. Beruntung saat itu, warga Noemuke sudah berpindah ke bagian bawah.

Teguran Romo Watimena ini diduga sampai ke telinga Sang Kades Noemuke.

Pada Jumat 4 Maret 2022 saat pembagian BST di kantor desa, sang kades mengeluarkan pernyataan di hadapan ratusan penerima BST,

"Orang pendatang angkat dia punya ekor panjang kayak dia punya pant*t lubang, dia punya muka kayak tempurung kelapa picah. Mama-mama kalau kita bersihkan jalan dimana kalau orang pendatang larang lagi, mama-mama langsung kasih picah dia punya kepala, bisa mati memang. Mama-mama duluan ke polisi nanti baru mama desa ikut ke pos polisi."

Romo Watimena menyebut ungkap tersebut diutarakan Kades Noemuke untuk dirinya.

Pasalnya yang menegur masyarakat saat melakukan aksi pembersihan itu adalah dirinya. Selain itu, Romo Watimena merupakan pendatang di Desa tersebut.

Kades Noemuke, Semrys Lette sendiri tak menampik terkait kata-kata kasar bernada ancaman dan sebutan pendatang dalam sambutan yang dibawakannya di acara penyerahan BST.

Namun ia menyebut jika kata-kata tersebut bukan ditujukan untuk Romo Watimena.

Dirinya beralasan jika saat ini di Noemuke sudah banyak pendatang yang masuk dan suka menghasut atau berbuat onar.

Bahkan beberapa hari lalu, ada pendatang dari kelle yang datang berkelahi dengan orang Noemuke.

Sebagai pemerintah dirinya hanya
memberikan arahan agar masyarakat mengerti bukannya ia menghasut masyarakat.

"Saya tidak tujukan kata-kata itu pada Romo Watimena. Namun saat ini memang banyak pendatang yang datang ke Noemuke dan berbuat onar. Saya hanya memberikan arahan untuk masyarakat saya. Kata-kata itu bukan untuk Romo Watimena," pungkasnya. *** dion k

Editor: Royan B


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah