Istri Almarhum Korban Bantah Saksi Gregorius Bernadus Wajo, Yustina Bluan : Itu Fitnah yang Keji

- 19 Februari 2022, 12:44 WIB
Yustina Bluan, istri almarhum Agustinus Leyong Tolok, ketika memberikan kepada penyidik Polres Lembata.
Yustina Bluan, istri almarhum Agustinus Leyong Tolok, ketika memberikan kepada penyidik Polres Lembata. /Dok Firma Hukum ABP

MEDIA KUPANG – Misteri kematian Agustinus Leyong Tolok, guru SMKN Atadei, yang ditemukan tak bernyawa di belakang gedung sekolahnya, Sabtu (14/11/2020) silam, masih belum tersingkap. Istri almarhum, Yustina Bluan menampik keterangan saksi Gregorius Bernadus Wajo.

Gregorius Bernadus Wajo alias Dus menyebut ada masalah rumah tangga almarhum Agustinus Leyong Tolok dengan istrinya, Yustina Bluan. Ini yang menurut saksi Dus Wajo, bikin almarhum stress dan minum racun hingga meninggal dunia.

“Itu fitnah yang kejam di saat saya sedang hamil saat itu. Hubungan saya dan suami saya, Agustinus Leyong Tolok baik-baik saja. Sebelum almarhum pamit ke sekolah dan menghilang pada Jumat (13/11/2020), saya dan suami saya Agustinus Leyong Tolok masih duduk makan sama-sama. Dan, saat pamit ke sekolah pun disaksikan kakak laki-laki saya dan istrinya,” ungkap Yustina Bluan, Jumat (18/2/2022) di Lewoleba.

Baca Juga: BKN : Pelamar CPNS yang Lulus Seleksi Dianggap Mengundurkan Diri Jika Langgar Ketentuan Ini

Dengan tegas Yustina menampik keterangan Gregorius Bernadus Wajo. Dia menuduh Dus Wajo menebar fitnah. Ya, “Saya membantah fitnah yang beredar yang dilancarkan Gregorius Bernadus Wajo alias Dus saat kematian suami saya bahwa saya menghukum suami saya sehingga almarhum stress dan minum racun,” tandasnya.

“Saya tegaskan bahwa hubungan saya dan suami saya baik-baik saja. Sebelum pamit ke sekolah dan menghilang, saya dan suami masih duduk makan sama-sama dan saat pamit ke sekolah pun disaksikan kakak laki-laki saya dan istrinya,” tegas Yustina Bluan, lagi.

Dia merasa terpukul karena keterangan Gregorius Bernadus Wajo beredar saat dirinya sedang hamil. Jadio, “Dengan tegas saya membantah. Keterangan itu fitnah yang kejam untuk saya yang lagi dalam keadaan hamil waktu itu,” tandasnya.

Dia mengaku kalau dirinya justeru acapkali mendapat perlakuan kasar suaminya, almarhum Agustinus Leyong Tolok. Tapi, dirinya tidak pernah bertindak keras terhadap almarhum suaminya. “Sepanjang kehidupan rumah tangga saya kalau almarhum suami naik tangan (pukul) saya iya. Tapi kalau sebaliknya saya menyiksa suami, saya tegaskan tidak pernah terjadi. Itu fitnah,” tandasnya.

Yustina Bluan pun cerita soal karekater mendiang suaminya. “Karakter suami saya orangnya pendiam susah untuk curhat ke sembarang orang, apalagi hal terkait privasi menyangkut soal rumah tangga,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa “Bantahan ini sudah saya berikan saat memberikan keterangan di Penyidik Polres Lembata pada Rabu, 16 Februari 2022”.

Yustina juga mengisahkan soal reaksi mendiang suaminya terhadap Gregorius Bernadus Wajo, suatu waktu. “Pernah almarhum pulang sekolah dengan raut muka yang tidak baik dan saya langsung tanya kenapa pulang dengan raut muka marah-marah. Almarhum menjawab, ihhh Dus (Gregorius Bernadus Wajo) tadi di sekolah hampir saya tumbuk dia,” ungkap Yustina Bluan.

“Saya tanya lagi, kenapa sampai begitu? Almarhum menjawab masalah di sekolah. Dan, pernah Letek mengadu di suami saya lewat inbox karena mendapat inbox suaminya, Dus (Gregorius Bernadus Wajo) dengan perempuan lain,” ungkap Yustina Bluan.

“Letek mengirim screenshot inbox itu ke Gusto almarhum, akhirnya Gusto almarhum balas Bernadu (Gregorius Bernadus Wajo) ne dia pu slibeng siapa lagi,” cerita Yustina Bluan, istri mendiang almarhum Agustinus Leyong Tolok.

Baca Juga: Hip Hop Lembata Foundation Segera Luncurkan Album Kolaborasi dengan Rapper Finlandia

Dikatakan, suaminya menyarankan Letek agar menyampaikan masalah itu kepada keluarga. “Letek, saya kasi tau di keluarga saa biar mereka yang urus. Gusto, aiii Bernadu (Gregorius Bernadus Wajo) ne kalau dia buat begini kami saudara lebih jahat lagi,” jelas Yustina, menirukan gerutu suaminya.

“Pada hari Jumad (13/11/2020) saat korban Gusto menghilang, tidak ada satu guru atau anak sekolah yang datang ke rumah saya, dan tidak ada juga yang telepon saya untuk menanyakan suami saya,” jelas dia.

Begitu juga hari Sabtu (14/11/2020). “Tidak ada guru yang datang di rumah saya untuk menanyakan keberadaan suami saya, dan ada rapat orang tua bersama guru-guru (tidak tahu jam berapa) hingga sampai berita heboh di media sosial baru Letek dan suaminya menelpon saya dan mau ketemu saya di rumah,” ungkap Yustina Bluan.

Namun dirinya sedang tidak berada di rumah, ketika itu. “Waktu itu, saya berada di rumah om kandung sehingga Dus dan Letek menyuruh saudari bapak saya untuk pergi panggil saya. Tetapi sepupu saya mengatakan suruh mereka kesini saja. Akhirnya mereka berdua datang di rumah om saya,” urai Yustina Bluan.

Soal Warisan

Menariknya, Yustina Bluan juga menjelaskan mengenai warisan mendiang suaminya dari mestuanya berupa rumah dan tanah. Dia mengaku, mendengar masalah warisan itu mendiang suaminya dan mendiang ibu mertuanya.  

Ya, “Keterangan saya di penyidik (Reskrim Polres Lembata) juga terkait warisan rumah dan tanah yang saya dengar langsung dari almarhum suami saya Agustinus Leyong Tolok dan almarhumah mertua saya,” ungkap Yustina Bluan.

Mendiang suaminya, Agustinus Leyong Tolok adalah putra bungsu. Dua kakak laki-lakinya, Bass Tolok dan Remmy Tolok. Ya, “Suami saya anak bungsu dari tiga bersaudara, suami saya laki-laki bungsu. Saya dengar langsung dari almarhum suami dan almarhum mertua saya bahwa rumah yang di Tujuh Maret Lewoleba (rumah besar keluarga) menurut wasiat almarhumah mama mantu diserahkan kepada Gusto (almarhum),” ucap dia.

Terus? “Akan tetapi dalam perjalanan, masih pro dan kontra sehingga diputuskan dibagi tiga. Saya lupa waktunya kapan tetapi almarhumah mertua saya pernah menelpon dan menyuruh Gusto untuk turun ke Lewoleba karena mau urus pembagian tanah di tujuh maret Lewoleba akan tetapi jawaban Gusto almarhum bosan le, turun hanya urus itu-itu saja, saya juga agak sibuk ni,” tutur Yustina mengutip kata-kata almarhum.

“Dalam pembagian tanah warisan ada tiga bidang tanah sudah terjual. Sisanya sudah bersertifikat yang diurus oleh kakak kandung almahrum (Remi Tolok). Saya tahu dan saya dengar sendiri dari Remi Tolok disaksikan istrinya yang menjelaskan bahwa sertifikat semua saya sudah urus. Jadi nanti kasih pulang saya punya uang baru kamu ambil sertifikat,” papar Yustina Bluan.

“Tanggapan suami, almarhum Gusto, bapak masih hidup, itu tanah masih milik orang tua dan mungkin masih ada orang yang garap. Hingga saat ini sertifikat tanah almarhum masih di tangan Remi Tolok,” jelas Yustina Bluan lagi.

Terkait masalah ini, informasi yang diperoleh aksinews.id, Remmy Tolok sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Lembata. Belum diperoleh informasi terkait keterangan Remmy soal ini.

Percaya Penyidik

Anggota Tim Kuasa hukum istri almarhum, Ahmad Azis Ismail, SH meyakini kalau aparat penyidik Polres Lembata akan mampu menyingkap tabir misteri kematian Agustinus Leyong Tolok ini. Pihaknya akan serius mendukung langkah-langkah yang dilakukan penyidik.

“Kita serahkan kepada yang berwenang. Penyidik Polres Lembata sedang bekerja. Sedang diperiksa saksi-saksi. Penyidik juga sudah turun kembali di TKP. Langkah lanjutan akan dilakukan pemeriksaan baju korban di forensik Denpasar. Terus periksa ahli-ahli sesuai isi pemberitahuan di SP2HP dari penyidik,” ungkap Ahmad Azis dari Firma Hukum ABP, Kupang, Sabtu(19/2/2022).

Dia yakin kalau terjadi peristiwa pidana dalam kasus penemuan mayat di belakang gedung SMKN Atadei, November 2020 ini. Ya, “Dari seluruh keterangan yang sudah dihimpun, kami berkeyakinan masalah kematian Agustinus Leyong Tolok ini akan terungkap. Kami yakin ini peristiwa pidana,” tandasnya.

“Dan, kami yakin Penyidik bekerja secara profesional dan jujur. Kami terus berkordinasi, selalu pertemuan tim membahas masalah ini, menyiapkan langkah-langkah untuk membantu penyidik,” ujarnya.

Dikatakan, kasus Agustinus Leyong Tolok tidak hanya menjadi perhatian Polres Lembata semata. Kasus ini juga jadi perhatian Polda NTT di Kupang, dan Mabes Polri di Jakarta. Ya, “Masalah kematian Agustinus Leyong Tolok ini bukan hanya di Polres Lembata, tapi Polda NTT sampai Mabes Polri dan Kapolri sendiri sudah tahu masalah ini. Kami sudah bersurat dan berkordinasi langsung,” tandasnya.

Dikatakan, pihaknya selaku kuasa hukum tetap bekerja professional. “Kami bekerja sesuai Surat Kuasa Khusus yang diberikan. Kami bekerja secara profesional. Ini masalah kemanusiaan yang serius. Kami concern dan ikuti terus perkembangan sampai tuntas,” tandas mantan Sekretaris BEM Fakultas Hukum Undana ini.***

Editor: Fredrikus Wilhelmus Wahon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah