Ilmuan AS Ciptakan Makhluk Gabungan dari Sel Manusia dan Sel Monyet, Para Ahli Inggris Kritik Soal Etika

- 18 April 2021, 09:18 WIB
Illustrasi
Illustrasi /Pixabay/

Atas kegagalan tersebut timnya memutuskan untuk menyelidiki chimera yang tumbuh di laboratorium dengan menggunakan spesies yang lebih dekat dengan hubungan monyet. Embrio chimeric manusia monyet dipantau dalam laboratorium selama 19 hari sebelum dihancurkan.

Menurut para ahli ilmuan, menunjukan bahwa sel punca manusia dapat bertahan “bertahan dan terintegrasi dengan efisiensi relatif yang lebih baik dari pada percobaan sebelumnya pada jaringan babi” dikutip The Mirror.

Para ilmuan AS tersebut mengatakan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana sel dari spesies yang berbeda berkomunikasi satu sama lain dapat memberikan pandangan sekilas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke tahap awal perkembangan manusia serta menawarkan para ilmuwan alat yang ampuh untuk penelitian tentang pengobatan regeneratif.

Prof Izpisua Belmonte juga menyatakan bahwa pekerjaan mereka telah memenuhi pedoman etika dan hukum saat ini

"Sama pentingnya bagi kesehatan dan penelitian seperti yang kami pikirkan tentang hasil ini, cara kami melakukan pekerjaan ini, dengan perhatian penuh pada pertimbangan etika dan dengan berkoordinasi erat dengan badan pengatur, sama pentingnya pada akhirnya, kami melakukan studi ini untuk memahami dan meningkatkan kesehatan manusia” kata Izpisua Belmonte.

Mengomentari penelitian tersebut Dr Anna Smajdor, dosen dan peneliti dalam etika biomedis di Norwich Medical School, University of East Anglia, juga mengatakan : “Terobosan ini memperkuat fakta yang semakin terhindarkan: kategori biologis tidak tetap dan kategori tersebut berubah”

"Tapi apakah embrio ini adalah manusia atau bukan, masih dipertanyakan." ujarnya

Prof Julian Savulescu, direktur Oxford Uehiro Center for Practical Ethics dan co-director dari Wellcome Center for Ethics and Humanities, University of Oxford, mengatakan: "Penelitian ini membuka kotak Pandora untuk chimera manusia dan bukan manusia.

Embrio-embrio ini dihancurkan pada 20 hari perkembangannya tetapi hanya masalah waktu sebelum chimera manusia dan bukan manusia berhasil berkembang,hal ini mungkin sebagai sumber organ bagi manusia. Itulah salah satu tujuan jangka panjang penelitian ini.

Sarah Norcross, direktur Progress Educational Trust, mengatakan bahwa sementara "kemajuan substansial" sedang dibuat dalam penelitian embrio dan sel induk, yang dapat membawa manfaat yang sama substansial, "terdapat kebutuhan yang jelas untuk diskusi dan debat publik tentang etika dan peraturan." kata Sarah.***

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah