Setelah Pelosi ke Taiwan, China Balas Amerika dan Wang Yi Batal Bertemu Menlu Jepang

- 6 Agustus 2022, 00:07 WIB
Ketua DPR AS Nancy Pelosi memberi isyarat di sebelah Wakil Presiden Legislatif  Yuan Tsai Chi-chang saat meninggalkan parlemen di Taipei, Taiwan 3 Agustus 2022.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi memberi isyarat di sebelah Wakil Presiden Legislatif Yuan Tsai Chi-chang saat meninggalkan parlemen di Taipei, Taiwan 3 Agustus 2022. /REUTERS/Ann Wang

MEDIA KUPANG - Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan membuat China geram. Selain dengan menggelar latihan militer di sekitar perairan dan ruang udara Taiwan, China membalas AS dengan delapan tindakan.

Tindakan balasan itu akibat dari pengabaian terhadap protes China ketika Pelosi berkunjung ke Taiwan pada Kamis, 4 Agustus 2022 lalu. Sehari setelahnya, China mengumumkan tindakan balasan.

Delapan tindakan balasan yang diumumkan Menlu China Wang Yi antara lain, pembatalan kerja sama militer China-AS yang meliputi Dialog Tingkat Komando Armada (TCT), Dialog Koordinasi Kebijakan Pertahanan (DPCT), dan Forum Pertemuan Kesepakatan Konsultatif Militer Laut (MMCA).

Baca Juga: Pendalaman Jenis Senjata dalam Baku Tembak antar Polisi oleh Komnas HAM

Selain itu, China pun melakukan penangguhan kerja sama China-AS dalam hal repatriasi pendatang haram, kerja sama perbantuan hukum terkait masalah kriminal, kerja sama memerangi kejahatan transnasional, kerja sama penanggulangan narkotika, dan dialog perubahan iklim.

Wang Yi juga batal melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa pada pertemuan antarmenlu ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, yang dijadwalkan pada 4 Agustus 2022.

Pembatalan itu sebagai akibat dari pernyataan bersama anggota Kelompok Tujuh Negara (G7) dan Uni Eropa yang memojokkan China terkait permasalahan Taiwan. Anggota G7 maupun Uni Eropa prihatin dengan tindakan China di Selat Taiwan.

Baca Juga: AKP R Diamankan Anggota POMAL Lanal Batam Usai Terlibat Adu Jotos dengan Oknum Anggota TNI

China didesak untuk tidak mengubah status quo secara sepihak dengan tindakan kekerasan. Mereka pun meminta, perbedaan diselesaikan dengan perdamaian.

Halaman:

Editor: Efriyanto Tanouf

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x