Setelah 18 Tahun Kasus Pembunuhan Munir,  Hacker Bjorka Ungkap Sosok Politisi Ini Sebagai Dalangnya

13 September 2022, 18:21 WIB
Sosok Munir, aktivis HAM yang kasusnya dibongkar hacker Bjorka, simak kronologi versinya. Sosok Munir, aktivis HAM yang kasusnya dibongkar hacker Bjorka, simak kronologi versinya /Twitter @mLwnAdalahKunci/

MEDIA KUPANG - Sebelumnya Hacker Bjorka mengancam akan meretas laman resmi Pertamina, kini beralih dan membeberkan orang yang disebutnya sebagai dalang di balik pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia, Munir Said Thalib, S.H.

Seperti diketahui Munir yang merupakan salah satu pendiri lembaga swadaya masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Imparsial, meninggal pada September 2004 silam.  

Peristiwa itu terjadi ketika pemenang Right Livelihood Award tahun 2000 itu sedang dalam perjalanan bersama tiga orang lainnya dari Jakarta menuju Amsterdam.

Baca Juga: Untuk Kemanusiaan, Presiden Jokowi Akan Terima Global Citizen Award Saat Hacker Bjorka Ungkap Kasus Munir

Munir dibunuh dengan cara diracuni menggunakan arsen di atas pesawat Garuda Indonesia penerbangan 974 yang ditumpangi saat ini.  

Kini setelah 18 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM Indonesia itu, Hacker Bjorka membeberkan sosok dibalik peristiwa tersebut.

Pada sebuah cuitannya di di Twitter, Bjorka melampirkan tautan yang berisi klaim profil sosok pembunuh Munir serta kronologi kejadiannya.

Dalam cuitannya Bjorka menyebut seorang politisi nasional yang kini menjabat sebagai ketua umum salah satu partai di tanah air sebagai pembunuh pendiri KontraS tersebut.

"Yea I know you guys have been waiting for this. So, who killed this good man? (Ya aku tahu kalian telah menunggu ini. Jadi, siapa yang membunuh pria baik ini?)" kata Bjorka seperti yang dikutip oleh Pikiran-rakyat.com dari akun Twitter @bjorkanism pada 11 September 2022.

Baca Juga: Hacker Bjorka Ungkap Kronologi Pembunuhan Munir, Sebut Muchdi Purwoprandjono Aktor Intelektual

Dirinya menyebutkan bahwa pembunuh Munir bernama Muchdi Purwopranjono yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

"I will give you a name if you ask who was behind Munir's murder. He is Muchdi Purwopranjono who currently serves as Chairman of the Berkarya Party (Aku akan beri sebuah kalian nama jika kalian tanya siapa di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang kini sedang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya)," kata Bjorka melalui artikelnya.

Simak Kronologi Pembunuhan Munir Menurut Bjorka

Munir yang merupakan koordinator KontraS yang sangat vokal itu berhasil mengungkapkan bahwa Tim Operasi Mawar adalah pelaku penculikan 13 aktivis pada periode 1997-1998.

Alhasil, Muchdi Purwopranjono harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari.

Hal itu menyebabkan Muchdi menjadi tidak menyukai Munir, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Telegraf Bjorka.

Baca Juga: Mutilasi Warga Papua di Timika Libatkan Oknum TNI AD, Komnas HAM: Diduga Dimutilasi dalam Keadaan Belum Mati

Pada 27 Maret 2003, Muchdi diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Deputi V.

Bjorka mengklaim bahwa posisi tersebut membuka banyak peluang untuk menghentikan aktivitas Munir yang dianggap telah merugikan Muchdi.

"A position that opens up many opportunities to stop the activities of the victim of the late Munir that has harmed the defendant (Posisi yang membuka banyak peluang untuk menghentikan aktivitas korban Munir yang telah merugikan terdakwa)," kata Bjorka.

Muchdi disebut menggunakan jaringan non-organik BIN yakni Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai pilot PT Garuda Indonesia Airways untuk membunuh Munir.

Saat itu, diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia untuk studi lanjut.

Pollycarpus membuat surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di bidang Corporate Security.

Baca Juga: Kasus Brigadir Joshua : Ini 8 Poin Rekomendasi Komnas HAM ke Polri

Hal itu pun sempat ditanyakan oleh Budi Santoso untuk apa dirinya ditempatkan pada bagian tersebut.

Pollycarpus sebenarnya tidak menjelaskan maksud aslinya, namun beberapa hari kemudian ia memutuskan untuk berterus terang bahwa dirinya mendapat tugas dari Muchdi untuk membunuh Munir.

Surat tersebut ditandatangani dan dimasukkan ke dalam amplop BIN bernomor R-451/VII/2004 yang kemudian diserahkan Pollycarpus kepada Indra Setiawan, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airways.

Pollycarpus sebelumnya memastikan keberangkatan Munir dengan menelepon istri Munir yang bernama Suciwati.

Ia menjawab keberangkatan akan dilaksanakan pada Senin, 6 September 2004 dengan nomor penerbangan Garuda Boeing 747-400 GA-974.

Baca Juga: Diperiksa Komnas HAM, Irjen Ferdy Sambo Akui sebagai Aktor Utama Penembakan Brigadir J

Setelah berhasil satu pesawat, Pollycarpus membawa Munir ke Coffee Bean melalui Gate 42 saat mendarat di Bandara Changi Singapura.

Saat Munir menunggu Pollycarpus yang memesan dua minuman, ia tak mengetahui bahwa salah satunya telah diberikan racun arsenik.

Kemudian, Munir dinyatakan meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda.

Berdasarkan hasil autopsi otoritas Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 milligram racun arsenik. (Shafira Meiriska Putri)*****

Editor: John Taena

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler