Ia menambahkan banyaknya sapi yang terpapar itu dipengaruhi oleh ketidaktelitian para peternak dalam mendatangkan dari luar daerah dan longgarnya pembatasan lalu lintas angkutan ternak, di mana sapi yang didatangkan itu berasal dari daerah dalam kondisi tingkat paparan PMK-nya sedang tinggi termasuk diantaranya Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca Juga: Guru PPPK yang Lolos Passing Grade 2021, Jadi Prioritas di 2022
Baca Juga: Bisa Ganti Tandatangan di KTP - el ? Simak Jawaban Dirjen Dukcapil Kemendagri
Padahal para peternak sudah diimbau untuk memperketat pengecekan kesehatan sapi yang mereka pesan bahkan diwajibkan untuk tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, yang tidak dilengkapi surat tanda sehat hasil pemeriksaan medis kedokteran.
“Jadi inilah dampaknya, kalau masih ada yang masukkan sapi diam-diam, misal dari Tanjung Raja, Ogan Ilir, yang tingkat paparannya tinggi. Sebab PMK inikan virus jadi bila satu saja sapi terjangkit maka akan cepat menyebar bahkan di radius 3 kilometer,” katanya.
Maka dari itu, ia berharap kendala yang ditemukan di lapangan tersebut bisa direspons pemerintah supaya tidak terjadi kondisi yang fatal yakni kematian sapi secara massal, lalu berpengaruh pada kurangnya pasokan sapi untuk hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah pada bulan Juli.
Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Sapi Usaha Lestari Palembang, Yani mengatakan, pihaknya mencatat secara keseluruhan data yang dihimpun dari para peternak ada sekitar 1.500 sapi yang terpapar PMK.
“Jumlah keseluruhannya ada sekitar 1.500 sapi, khusus untuk di daerah Sukajaya mulai dari Sukawinatan, Suak Bato, Ponorogo, hingga Talang Jering, ada 150 sapi terpapar PMK,” katanya.
Baca Juga: Vanili Alor Kembali Di Eksport Ke Eropa
Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Rabu 8 Juni 2022: Pisces Panen Cuan Gede, Leo Cepat Bayar Hutang