Paus Fransiskus Bertemu Ketua Kadin, Hal Inilah yang Dibahas

6 November 2022, 12:34 WIB
Paus Fransiskus /AS Rabasa /

MEDIA KUPANG - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus merupakan sosok yang rendah hati dan sering mendoakan Indonesia beberapa bulan terakhir.

Setiap peristiwa yang terjadi di Indonesia tidak luput dari perhatian Paus dan selalu dibawa dalam doa-doanya.

Baca Juga: Dana Desa 119 Juta Hilang Di Rumah Mertua Bendahara Desa, Dicuri Orang

Paus juga mendoakan jiwa mereka yang meninggal dalam peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Oleh karena itu, secara kemanusiaan Paus Fransiskus sangat dekat dengan Indonesia. Hal tersebut karena Paus senantiasa menginginkan perdamaian dan persaudaraan.

Dikutip dari Liputan 6, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid bertemu Paus Fransiskus di Vatikan. Pertemuan keduanya antara lain membahas pengembangan ekosistem energi hijau dan ekonomi berkelanjutan, menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP-27 UNFCCC) di Mesir dan KTT G20 di Bali.

Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid

Terkait KTT G20 dan B20 di Bali, Arsjad Rasjid menyampaikan sesuai dengan tema B20 “Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth,” pertemuan di Bali akan mengedepankan pentingnya keadilan ekonomi di setiap tingkat sosial ekonomi, dengan mengutamakan nilai kemanusiaan dan dialog lintas kepercayaan guna mewujudkan keadilan ekonomi.

Baca Juga: Grup MNC TV Dicabut Izin Siarannya Oleh Pemerintah, Begini Kata Mahfud MD

"Dengan adanya KTT G20 dan B20 di Bali, para pemimpin dunia memikirkan cara dunia melakukan transformasi untuk menghadirkan gerakan bersama, dalam melakukan pemulihan dunia dari aktivitas ekonomi yang mengancam, seperti mempromosikan pengurangan emisi karbon, kerja sama dagang yang inklusif, dan sejumlah legacy lain yang terarah pada visi keberlanjutan, yang pada akhirnya menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh dunia," ujar Arsjad Rasjid dalam keterangan di Jakarta, Jumat 4 Nopember 2022.

Dialog tiga pihak tersebut juga menyepakati perubahan mendasar dalam ekonomi global bersumber dari nilai moral, spiritual, dan agama.

Baca Juga: Viral, Penumpang Mobil Plat Merah Buang Sampah Sembarangan di Kupang

Ketiganya menyepakati mempromosikan tidak hanya sekedar 3P (People, Planet, Profit), tetapi 5P sebagai prinsip utama melawan tantangan global saat ini yakni Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Masyarakat), Planet (Bumi), dan Partnership (Kolaborasi inklusif).

Secara khusus, Arsjad mengundang Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia tahun depan dan menggalang kerja sama dalam mewujudkan kelima prinsip utama tersebut, agar dapat diimplementasikan dalam kultur Indonesia, berdasarkan pada dialog antaragama dan budaya yang inklusif.

Menurutnya, tindakan nyata melawan tantangan global yang berujung pada ancaman kehidupan telah memengaruhi semua orang tanpa memandang ras, agama, keyakinan, kelompok, maupun organisasi.

Baca Juga: Siswa Mengikuti Ujian ANBK di Hutan, Jaringan Internet BTS Tidak Bisa Diakses

Dalam arti yang paling mendasar, tindakan nyata tersebut justru datang dari nilai-nilai agama yang menggerakan setiap penganutnya untuk mendorong terciptanya ekonomi yang inklusif, menjaga perilaku ekonomi tetap terkendali, dan bersama-sama melawan tantangan global saat ini.

"Berbicara tentang pemulihan dunia dari ancaman perubahan iklim merupakan dialog lintas agama. Kita dipanggil kepada planet yang tanpa batas, untuk bekerja bersama-sama memulihkan dunia. Perubahan iklim adalah dialog lintas agama yang penting karena didasarkan pada iman kita yang mewajibkan kita untuk merawat bumi, menciptakan kesejahteraan, menjamin tatanan hidup yang layak bagi generasi selanjutnya," ujar Arsjad.

Lebih jauh ia menjelaskan perdamaian menjadi persyaratan mutlak untuk segala sesuatu, yang berakar pada ajaran untuk berbuat baik dari semua agama dan keyakinan. Kesejahteraan berkontribusi pada perdamaian karena mengakhiri kesenjangan sosial dan meminimalisir konflik.

Baca Juga: Begini Status Bidan dan Perawat yang Digerebek Warga Sedang Mesum di Puskesmas

Sementara itu masyarakat adalah subjek dari pengembangan ekonomi, tanpa ada yang ditinggalkan, dan memastikan bahwa bumi tetap dijaga, dirawat, dilestarikan untuk generasi selanjutnya. Perjuangan untuk mewujudkan semua hal itu bergantung pada kolaborasi inklusif, tanpa membeda-bedakan asal usul dan latar belakang.

Paus Fransiskus juga menyerukan hal yang sama terkait panggilan dan solidaritas umat manusia terhadap pemulihan dunia dan lingkungan.

Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk melakukan pertobatan ekologis, sekaligus memberikan pesan kuat kepada para pemimpin dunia yang hadir di COP-27 di Mesir dan G20 secara serius memikirkan pengurangan jejak karbon dari aktivitas manusia.

Baca Juga: Daftar Kota Maju di Indonesia, Bandung Tidak Termasuk di Dalamnya

Dia menekankan dampak yang tak terkirakan dari bencana ekologis akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik, seperti kekeringan, banjir, angin topan, krisis pangan, krisis air, serangan hama dan penyakit, serta ancaman terhadap kehilangan sumber-sumber penghidupan yang layak.

Melalui ensiklik “Laudato Si,” Paus Fransiskus mendorong aksi nyata, dan memberikan pesan universal kepada dunia untuk menghentikan kehancuran bumi, yang disertai dengan degradasi kehidupan umat manusia yang sedang dirasakan saat ini.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: AS Rabasa

Sumber: Liputan 6

Tags

Terkini

Terpopuler