Kelompok Tani di Belu Diminta Bayar Puluhan Juta untuk Dapat Bantuan Traktor

- 16 Januari 2022, 15:52 WIB
Ilustrasi Traktor
Ilustrasi Traktor /Pixabay/

Selang beberapa hari bebernya, Frans Bere datang meminta uang untuk pembuatan stempel kelompok. Kemudia ia memberikan Rp 150 ribu. Selanjutnya, dia memberikan sejumlah uang lagi kepada yang bersangkutan dengan total Rp 850 ribu.

“Total saya kasi Rp 850.000. Dan yang dia ambil terakhir itu Rp 400.000 saya pinjam dari koperasi. Datang kita uang tidak ada jadi kami utang sudah ee, karena ingin punya hand traktor. Tapi traktor tidak jadi, kami hanya di
janjikan mesin giling padi,” tandasnya.

Sementara itu, Manuel Baros mengaku dirinya didatangi Frans Bere dan menawarkan bantuan traktor. Karena itu, diminta untuk membentuk kelompok tani.

Setelah dirinya menyerahkan surat kelompoknya, Frans Bere kemudian meminta uang Rp 1 juta. Frans Bere selanjutnya datang lagi beberapa hari kemudian dan meminta uang Rp 2 juta, guna mengurus administrasi di Atambua agar secepatnya dikirim ke Jakarta. Dirinya pun menyerahkan lagi uang tersebut sehingga totalnya sudah Rp 3 juta. Frans Bere juga meminjam uangnya Rp 750 ribu untuk urusannya. Tidak saja itu, ia juga memberi satu ekor ayam jantan yang katanya diminta oleh Ketua DPC PDIP Belu.

“Kita percaya, karena PDIP Partai besar, jadi pasti benar. Ternyata sampai sekarang tidak ada bantuan yang diberikan,” tutupnya.

Ketua Kelompok Berdani, Marianus Mali mengutarakan, Frans Bere mendatanginya dan meminta keluarga membentuk kelompok tani, karena Ketua PDIP Belu dan Sekretaris bilang dia mau bantu masyarakat. “Jadi kumpulkan keluarga untuk bentuk kelompok,” terangnya.

Setelahnya, beberapa kali dirinya memberi uang transportasi juga biaya cetak cap kelompok. Totalnya sekira Rp 1,8 juta. Sampai saat ini cap belum diterima apalagi bantuan mesin giling.

Dirinya juga menyumbang ayam dan air aqua, karena menurut Frans Bere, Ketua DPC PDIP Belu, Yongki Rorong akan datang ke Sekutren, Desa Tohe, untuk mewawancarai para penerima bantuan traktor dan mesin giling. Namun hal itu tidak terjadi dan bantuan tidak juga didapatkan.

“Kita tergiur untuk dapat bantuan, karena nama PDIP yang dibawa, apalagi saya kader PDIP sejak 1992,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPC PDIP Belu, Yongki Rorong yang dikonfirmasi media ini, Minggu 16 Januari 2022 terkait pengaduan itu belum merespon.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Kilas Timor


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah