Baca Juga: Pegawai Non ASN Diberikan Kesempatan Untuk Melakukan Pendataan Sesuai Aturan Yang Berlaku
Seperti ditulis Hendijo dalam www. arsipindonesia.com, Komarudin tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak di tengah-tengah rawa, tanah milik Kodam V Jaya. Mantan pejuang pemberani ini menghidupi kesehariannya dengan bekerja sebagai preman yang ditakuti di wilayah Pasar Senen. Ada juga yang menyebutkan Komarudin jadi kepala preman di Tanjung Priok.
Soetojo alias Boyo, sang sahabat rupanya tak tega melihat kehidupan Komarudin, mantan komandannya. Ia pun membujuknya agar kembali ke Yogya. Karena dibujuk terus oleh sahabatnya inilah, maka pada sekitar 1972, Komarudin akhirnya kembali ke Kotagede.
Tak lama sampai di kota tersebut, ia kemudian jatuh sakit hingga mengalami koma. Komarudin kemudian dirawat di Pusat Kesehatan Umat (PKU) milik Muhammadiyyah hingga mengembuskan nafas terakhir.
Kisah tentang Letnan Komarudin ini, masih meninggalkan sebuah misteri. Komarudin juga diyakini bernama asli Eli Yakim Teniwut. Bahkan, ahli warisnya menyebutkan bahwa makam tokoh pejuang ini berada di Desa Ohoidertutu, Kecamatan Kei Kecil Barat, Maluku Tenggara.
Sementara itu, dalam penulisan sejarah menyebutkan jasad Komarudin dikebumikan secara militer di Taman Kesuma Negara Semaki, Yogyakarta. Lebih dari itu, karena begitu populisnya nama Komarudin, di wilayah Sleman ada sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al Komaruddin.***