Imam adalah bapa rohani yang mendengarkan, memahami dan membantu orang lain, ketika mereka membutuhkan. Melalui Imam, kita melihat cinta Tuhan, cinta yang membantu orang berubah seperti cahaya yang menyapu semua kegelapan, seperti angin yang meniup semua bau busuk di jiwa.
Baca Juga: Ini Penjabat Gubernur DKI Jakarta Gantikan Anies Baswedan
Sebagian orang menganggap bahwa Imam itu seperti parasit yang tidak mau bekerja dan mengemis dari satu tempat ke tempat lain.
Sekali lagi, seorang pengemis kelas atas, pengemis yang berpakaian rapi, berbicara di depan umum di tempat-tempat ramai. Tetapi adil untuk mengatakan bahwa Imam, meskipun dia memintanya, tidak memintanya untuk dirinya sendiri, hanya untuk kebaikan bersama, untuk amal, untuk orang lain. Ketika mengemis, ia merasa bangga, merasa bahagia karena pemberian yang diterimanya bukan karena belaskasihan melainkan bukti cinta umat Tuhan. Kadang-kadang permintaannya tidak diterima dan bahkan dikritik dan dikritik.
Banyak orang berpikir bahwa seorang Imam selalu meminta tetapi tidak pernah memberi, tetapi jika dia diam-diam menyerah, siapa tahu. Apalagi, jika dia tidak menyerah, dia juga memiliki jasa dan banyak berkorban untuk bekerja bagi Tuhan. Jadi jika kita melihat bahwa kehidupan Pastor atau Imam jauh lebih mulia, bukan karena keinginanan pribadinya melainkan karena kasih Tuhan yang selalu mengalir kepadanya lewat umat Allah.
Baca Juga: Ini Enam Nama Tersangka Peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang
Imamat bukanlah sebuah profesi. Hidupnya membutuhkan banyak pengorbanan dan membawa banyak nilai luhur. Kadang-kadang Imamnya banyak bergaul, umatnya katakan Imamnya terlalu bebas. Kadang-kadang Imamnya di dalam komunitas terus menerus umat katakan Imam kurang gaul. Bila Imam terlalu dekat dengan umat, umat katakan pasti ada maunya, bila imamnya menjaga jarak, umat katakan Imamnya sombong. Bila Imam sibuk dengan pembangunan, umat katakan pelayanan sakramen atau sak semen?
Bila Imam tidak peduli dengan pembangunan, umat katakan bahwa Imamnya tidak membangun.
Tetapi kepada semua Imam Tuhan di mana saja anda berada, saya mau katakan bahwa panggilan hidup imamatmu adalah panggilan mulia, misi agung yang diberikan Tuhan, bukan profesi. Untuk itu Santo Yohanes Kasianus, bapak padang gurun menegaskan tentang kehidupan imamat bahwa seorang Imam adalah sarana yang mendekatkan umat kepada Tuhan dan mendekatkan Tuhan kepada umatnya.***