Nono Sang Juara Dunia Abacus Brain Gym yang Suka Makan Daun Kelor

- 28 Januari 2023, 15:06 WIB
Salah satu sayur favorit Nono adalah daun kelor
Salah satu sayur favorit Nono adalah daun kelor /AS Rabasa

MEDIA KUPANG - Nono, si anak jenius dari NTT. Menorehkan prestasi membanggakan dengan menjuarai kompetisi dunia Abacus Brain Gym.

Sebuah prestasi yang bagi banyak orang tidak mungkin karena lawannya adalah anak-anak jenius sejagat. Bayangkan betapa ketatnya kualifikasi selama setahun itu. Iya, perhitungannya sepanjanh tahun 2022 dan pengumuman pemenang di awal Januari 2023.

Baca Juga: Anggota DPRD Ini Ditangkap di Kamar Hotel Sedang Berduaan dengan Wanita Cantik

Sebuah perjuangan yang tak terlepas dari ketekunan dan ketelitian dalam mengerjakan setiap file soal yang diberikan. 

Nono harus bisa mengumpulkan soal dengan mengerjakannya secara cepat, tepat dan pasti untuk bisa menyingkirkan sekita 7000 an peserta dari negara lain.

Puji Tuhan, syukur kepada Tuhan, terimakasih Tuhan. Itulah ungkapan yang selalu disuarakan orang tua Nono ketika anaknya diumumkan sebagai pemenang, juara 1 dunia lomba Abacus.

Baca Juga: Ini Lima Paket Proyek Jalan yang Akan Dikerjakan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dengan DAK

Prestasi Nono itu kemudian dipresentasikan di depan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat, Kepala Dinas Pendidikan NTT bersama pejabat lainnya. 

Presentasi Nono dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan membuat Gubernur bersama hadirin tercengang dan bangga. Jawabannya pun dalam bahasa Inggris. Hebat.

Selang seminggu presentasi Nono tersebut, banyak media mulai menggugat perusahaan televisi yang tak kunjung mengundang Nono.

Baca Juga: 70 Miliar Lebih Dana Alokasi Khusus Manggarai Timur untuk Lima Paket Proyek Jalan

Bahkan kami juga sempat membandingkan dengan seorang remaja yang viral bermodalkan tangisan cengeng.

Puji Tuhan, tidak berselang lama, Nono diundang ke Jakarta. Nono menjadi ikon baru yang mengubah image viral bukan prestasi menjadi prestasi yang viral.

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim pun menyempatkan waktu khusus untuk bertemu Nono.

Baca Juga: Ibu dan Anak ini Tipu Putri Kerajaan Arab Saudi Senilai Ratusan Miliar Rupiah

Anak kampung di salah satu Kabupaten termiskin di NTT itu sontak menggoyang dunia dengan prestasi gemilangnya itu.

Sekarang wajah Nono sudah bisa kita saksikan di tayangan televisi. Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk mengundang dan menghadirkan Nono di platform mereka.

Kisah Perjalanan Nono dan Khasiat Daun Kelor 

Meski demikian, tahukah anda tentang kisah hidup Nono? Tentang asupan makanan dan waktu belajarnya?

Kami mencoba menarasikan kisah Nono berdasarkan ungkapan ibu Nono, Nur Yati Seran yang dikisahkan di hampir semua televisi yang mengundangnya.

Baca Juga: Reaksi Kapolri soal Mahasiswi Tewas Ditabrak Mobil Polisi

Saya beruntung, anak saya yang bungsu juga belajar dari guru yang sama dengan guru Nono. Ibarat film silat, si bungsu seperguruan dengan Nono. Nama perguruannya Abacus Brain Gym. Guru sekaligus founder-nya adalah Angie Marella.

Saya memilih perguruan “Abacus Brain Gym” tersebut karena perguruan lain yang kebetulan berada dekat rumah, gurunya tak bisa menghitung saat saya tanya total biaya pendaftaran + uang les + tetek bengek buku. Malah masih menggunakan kalkulator untuk hitungan sederhana seperti angka bulat 500 + 350 + sekian, sedangkan guru sempoa si bungsu ̶ guru Nono juga, bisa menghitung sampai jutaan angka keriting tanpa alat bantu.

Nah, jadi ceritanya di perguruan “Abacus Brain Gym” ini, setiap murid diberikan Pekerjaan Rumah (PR) melalui sebuah aplikasi (software). PR-nya ya soal matematika, seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ada juga PR dalam bentuk membaca angka numerik dan listening (dalam bahasa Inggris).

Baca Juga: Prabowo Subianto Senang Dengar Keinginan Kaesang Pangarep untuk Terjun ke Dunia Politik

Banyaknya PR yang mau dikerjakan setiap hari, tergantung dari muridnya atau dengan kata lain seikhlas atau serela anak. Nah, Nono sempat viral karena mengerjakan 15.000 file pada 2022. Dia adalah anak dari daerah yang awalnya tak bisa bahasa Inggris. Rumahnya berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Kota Kupang.

Kebayang enggak ketekunan Nono? By the way, kalau dibagi rata kira-kira dia mengerjakan 41 file setiap hari. Oh iya, dalam 1 file terdiri dari 10 soal. Jadi 41 file = 410 soal per hari.

Kalau si bungsu, biasanya 2 file per hari atau 4 file per hari kalau dia kebetulan sedang libur. Jauh banget ya perbedaannya. Baiklah, every body has their own pace. Dengan les ini dan itu, plus PR sekolah, plus taekwondo, basket, dan cheerleader, waktunya luangnya minim sekali. Tak mungkin saya paksakan mengerjakan banyak file. Nanti aktivitas yang lain akan keteteran.

Baca Juga: Survei Pembukaan Jalan Lintas Luar Ibukota Kecamatan Congkar, Desa Satar Nawang dan Wea, Manggarai Timur

So, intinya usaha tidak mengkhianati hasil. Itu benar. Orang yang mengerjakan banyak, viral se-Indonesia. Saya ikutan bangga, ada anak Indonesia yang menjadi viral karena ketekunan dan kepandaiannya. Sebaliknya, orang yang mengerjakan sedikit, cukuplah skill-nya bisa dipraktikkan sehari-hari.

Anak saya sejak bayi diberi makan dengan sayuran favoritnya adalah daun kelor. Ternyata setelah dijelaskan oleh Gubernur NTT, saya baru tahu betapa hebatnya khasiat daun kelor bagi anak terutama dalam perkembangan otak.

Kami di kampung itu makanan apa adanya. Tidak terlalu ribet, makan sayur yang gampang didapat. Hal yang kami tanamkan ke anak adalah kedisplinan, rendah hati dan ingat tugas belajar.

Baca Juga: Mari Berkunjung ke Witu Niki, Gua Berkatakombe di Desa Satar Nawang, Kabupaten Manggarai Timur

Nono ini kami tidak terlalu paksakan untuk belajar, malah dia tentukan sendiri waktunya. Ketika merasa lelah maka dia bermain dulu, setelah itu belajar lagi.

Bahkan Nono juga kemudian bisa mengajar lagi teman-temannya. Hal tersebut karena Nono selalu ingat pesan orang tua bahwa pengetahuan itu harus dibagi.

Semoga semakin banyak anak Indonesia lain yang viral karena ketekunan dan kegigihan lainnya di bidang apa pun.

Baca Juga: Kegiatan MGMP Bahasa Inggris Manggarai Timur, Bergerak Bersama, Realisasikan Cita -cita Merdeka Belajar

Saya yang lemah soal angka, sudah puas banget dengan kemampuan si bungsu dalam menghitung angka ribuan tanpa alat bantu. Setidaknya memutus generasi yang dapat nilai merah pada mata pelajaran matematika.

Ketika ibu lain keteteran saat anak mereka baru pertama kali belajar perkalian di sekolah (ada yang pakai metode hafal, metode nyanyi, atau cara menghitung satu persatu sehingga kalau angkanya besar seperti 6 x 7, otomatis keteteran), saya tak repot karena anak sudah bisa.

Biasanya orang akan ngeles, “Ah, ngapain juga belajar sempoa, kan ada kalkulator.”

Baca Juga: Penembakan di Los Angeles, 10 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia, Pelaku Penembakan Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Percayalah, berkat belajar sempoa, anak SD menghitung lebih cepat daripada orang dewasa menghitung dengan kalkulator.

Itulah tujuan saya membiarkan si bungsu belajar sempoa. Biar nanti jika dia sudah besar bisa menghitung cepat, apalagi diskonan dan totalan.***

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x