Mengejutkan, Belasan Siswi SMP di Kabupaten Lamongan digunduli oleh gurunya sendiri

- 30 Agustus 2023, 22:01 WIB
Ilustrasi Wanita Kepala Botak
Ilustrasi Wanita Kepala Botak /Pixabay/

MEDIA KUPANG - Sejumlah siswi SMP di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur mengalami kejadian tidak mengenakan setelah digunduli oleh gurunya. Alasan para siswi tersebut digunduli sungguh mengejutkan.

Kejadian tersebut berlangsung pada Rabu, 23 Agusstus 2023 di SMP Negeri 1 Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Melansir wecarejatim.com, Rabu, 30 Agustus 2023, Belasan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Sukodadi, Kabupaten Lamongan, digunduli oleh gurunya sendiri lantaran tak memakai ciput saat berjilbab.

Para siswi yang tak terima diperlakukan seperti itu kemudian mengadu kepada orang tuanya mereka masing-masing.

Baca Juga: Masih Ingat Kasus Brigadir J? Begini Update Kondisi Ferdy Sambo dan 3 Terpidana Lainnya

Aksi pembotakan itu dilakukan oleh salah seorang guru berinisial EN. Aksi itu terjadi pada hari Rabu 23 Agustus 2023, saat para siswa hendak pulang sekolah.

Sementara kejadian penggundulan kepala yang menimpa para siswa itu juga membuat orang tua wali murid protes.

Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengungkapkan bahwa kejadian tersebut memang sudah berlangsung sekitar seminggu yang lalu. Menurut Harto, para siswa sudah beberapa kali diingatkan oleh guru EN untuk mengenakan ciput saat berjilbab.

Aksi penggundulan terhadap sejumlah siswi itu dilakukan dengan menggunakan alat cukur elektrik. Sehingga, beberapa bagian rambut yang dicukur tampak kurang rapi hingga membuat kepala siswi menjadi botak.

“Memang benar, kejadian itu 23 Agustus 2023 saat mau pulang sekolah, gara-gara tidak pakai ciput jilbab. Entah terlalu sayang kepada siswi atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu,” kata Harto.

Baca Juga: Pemain Bintang Timur Atambua Top Skor Sementara Liga Tiga ETMC Rote Ndao 2023

Harto menegaskan, pihaknya bersama jajaran sekolah termasuk oknum guru EN menyampaikan permintaan maaf di hadapan orang tua siswi dalam mediasi tersebut. Harto juga mengaku, telah memberikan penjelasan kepada mereka.

Dalam mediasi tersebut, tutur Harto, semua orang tua siswi yang menjadi korban pembotakan oleh guru EN diundang ke sekolah dan yang hadir hanya 10 orang.

Harto mengatakan, saat ini kondisi di sekolahnya sudah berjalan seperti biasanya. Bahkan, para siswi yang pernah digunduli itu sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar secara normal di sekolah.***

Editor: Primus Nahak


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x