"Masyarakat sudah berusaha melakukan penangganan. Masyarakat berupaya melindungi rumput laut dengan jaring agar ikan tertahan dijaring sehingga tidak dapat merusakkan agar-agar (rumput laut), namun ternyata bukan ikan kecil lagi, tetapi sekarang hama ini ikan karang. Masyarakat sudah mengalami kewalahan. Kami sudah tidak tahu siapa yang dapat membantu kami menyelamatkan rumput laut kami dari serangan hama," ungkap Aldi.
Masalah serangan hama terhadap rumput laut ini juga dialami masyarakat Pulau Kangge, desa Marisa, kecamatan Pantar Barat Laut. Rahmat Laba, warga desa itu kepada MEDIA KUPANG mengatakan, hama ikan dan lumut yang menyerang rumput laut masyarakat ini sudah terjadi sejak tahun lalu.
Namun disayangkan hingga saat ini belum ada bantuan dari Dinas teknis untuk membantu masyarakat dalam upaya penangganan.
Menurut Rahmat, masyarakat yang sebelumnya hidup baik dari usaha rumput laut, sekarang melakukan kerja lain seperti kembali melaut (mencari ikan) dan mengumpulkan kayu api untuk dijual, meski pendapatannya cukup untuk hidup.
"Kalau kemarin rumput laut, warga hidup baik sekali. Banyak anak dari desa kami yang sekolah ke jenjang lebih tinggi dari hasil usaha rumput laut. Warga bisa membuat rumah yang baik, namun untuk saat ini untuk mau bangun rumah harus pikir-pikir," tandas Rahmat.
Berkaitan dengan hama rumput laut ini, Kepala KCP (Kantor Cabang Pembantu) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Alor, Saleh Goro yang dikonfirmasi melalui WhatsApp memberikan jawaban singkat bahwa pihaknya belum mendapat laporan.
Sementara pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor yang diinformasikan tentang masalah ini belum memberikan tanggapan.***