Pernyataan PMKRI yang Merasa Diintimidasi saat Audience di RSUD Atambua, Direktur : Tidak Seperti Itu

21 April 2021, 18:14 WIB
Direktur RSUD Atambua Dokter Bathesba E. Corputy /Media Kupang Marselino/


MEDIA KUPANG - Direktur RSUD Atambua dr.Bathesba E.Corputy membantah adanya perlakuan oleh perawat maupun sekuriti di RSUD Atambua yang mengarah pada tindakan atau perbuatan intimidasi terhadap anggota PMKRI Cabang Atambua, saat berlangsungnya audience antara pihak RSUD Atambua dan anggota PMKRI pada selasa 20 April 2021.

Pernyataan yang disampaikan anggota PMKRI kepada media massa sangat bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terjadi saat audience.

" Tidak seperti Itu ( yang disampaikan PMKRI )." kata Elena saat dikonfirmasi media ini terkait adanya dugaan intimidasi oknum staf dan sekuriti saat berlangsungnya acara audience di lantai 3 RSUD Atambua, Rabu 21 April 2021.

Baca Juga: PMKRI Cabang Atambua Merasa Diintimidasi, Ada Apa?

Menurutnya, yang sebenarnya terjadi itu ada ancaman terlebih dahulu oleh anggota PMKRI saat berkunjung ke RSUD Atambua guna melakukan audience bersama dirinya, Selasa 20 April, dimana pada saat itu sebutnya dirinya tidak berada ditempat.

Mengetahui dirinya tidak berada di tempat, anggota PMKRI bersikeras dengan pegawai RSUD untuk tetap bertemu dirinya bahkan dengan menggunakan ancaman.

"Mereka yang ancam akan buat anarkis kalau jam 12 saya tidak ada. Sedangkan kemarin saya masih ikut pertemuan di GOR." kata dokter Elena.

Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Terus Meningkat, Warga Diminta Waspada

Namun demikian, terkait kronologi lengkap peristiwa ini direktur meminta awak media ini menghubungi ibu KTU RSUD Atambua.

" Bisa ketemu ibu KTU supaya dapat ceritanya secara utuh. " tandas dokter Elena.

Sementara itu diberitakan sebelumnya, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKRI ) Cabang Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) merasa diintimidasi oknum staf dan sekuriti  saat tengah melakukan audience bersama direktur RSUD Atambua  Selasa 20 April 2021.

"Dalam audience yang berlangsung antara pihak rumah sakit dalam hal ini direktur RSUD dan staf serta sekuriti, DPC PMKRI Atambua merasa diintimidasi dengan kata - kata dan nada yang keras oleh sekuriti dan staf yang hadir saat kegiatan itu, ditambah dengan membanting kursi kearah DPC PMKRI Atambua." kata Ketua Presidium PMKRI Cabang Atambua, Santo Paulus II, Oktovianus Tefa kepada media ini.

Oleh karena ulah yang dilakukan para staf RSUD dan sekuriti tersebut membuat pihak PMKRI memutuskan untuk tidak melanjutkan audience dan memilih untuk pulang dan bersiap untuk menempuh jalur lainnya yang tersedia.

" Kami tidak akan bisa bertemu lagi dengan langkah diplomasi, kita akan lakukan aksi menuju DPRD." kata Tefa.

Ia juga meminta agar direktur RSUD Atambua untuk memperhatikan perilaku dan tindakan dari para bawahannya tersebut.

" Dengan kejadian ini kami dari PMKRI meminta direktur rumah sakit untuk memperhatikan perilaku atau tindakan dari yang stafnya buat hari ini." pintanya.

Diketahui audience yang dilakukan PMKRI Cabang Atambua, Santo Paulus II dengan pihak RSUD Atambua ini akibat dugaan pelayanan yang dinilai kurang baik terhadap salah satu pasien ( Anak Gameliel ) pada Kamis 15 April malam di ruang IGD, yang menyebabkan muncul darah dari liang telingah pasien pasca dilakukan pemeriksaan oleh salah seorang dokter dan 2 orang perawat RSUD tersebut.***

Editor: Marselino Kardoso

Tags

Terkini

Terpopuler