Ansy Lema Tegaskan Bantuan Alsintan Gratis, Oknum Yang Lakukan Pungli Akan Ditindak Tegas

- 16 Januari 2022, 20:09 WIB
Anggota DPR RI Ansy Lema
Anggota DPR RI Ansy Lema /Facebook Ansy Lema /

“Jadi uang mereka sudah ambil,” timpalnya sembari berharap traktor itu segera dikirim, dan jika tidak, maka dikembalikan uang Rp 10 juta yang sudah disetor.

Terpisah, salah satu anggota poktan, Maria Novita Koli Bau (42) yang berdomisili di Dusun Fatululi, Desa Maumutin yang ditemui di Turiskain, Sabtu (15/1/2022) mengemukakan, pada pertengahan tahun 2020, dirinya didatangi Fransiskus Bere alias Frans Bere yang mengaku sebagai Ketua PAC PDIP Raihat, Kabupaten Belu.

Oknum tersebut mengaku ingin mendata warga untuk mendapat bantuan hand traktor dari pak Ansi Lema dari PDIP.

Karena tawaran mendapat bantuan traktor, dirinya sebagai petani menyetujui dan dirinya bergabung dengan kelompok tani di Desa Tohe sesuai arahan Frans Bere. Pada 5 September 2020, dirinya memberikan uang kepada sebesar Rp 1,5 juta kepada yang bersangkutan.

“Kami sudah kumpul uang 1.500.000 dari tanggal 5 September 2020, tetapi sampai sekarang bantuan hand traktor kami belum dapat. Telepon kami malam-malam minta uang, pas kami tidak ada uang akhirnya kami pinjam uangnya kaka dan kasi ke Frans Bere ” tuturnya.

Masih menurutnya, oknum itu pernah ditanyai tentang bantuan, namun Frans Bere menjanjikan awal tahun 2021, kemudian bulan April 2021 dan hingga sekarang bantuan tidak pernah ada. “Saat datang (Frans Bere-red), janji bilang setelah tahun baru traktor datang. Tidak lama bilang bulan April 2021, mana yang benar? Karena sampai sekarang belum ada bantuan itu.

Lebih lanjut, salah satu anggota kelompok bernama Agustinus Tes, warga Dusun Airae, Desa Maumutin mengungkapkan adanya dugaan pungli itu.

Dikatakan, oknum yang sama, Frans Bere mendatangi dirinya untuk bentuk kelompok tani. “Katanya pak Ansi Lema dan ketua DPC PDIP mau kasih bantuan hand traktor berupa traktor tangan dan mesin giling dari Jakarta,” ujarnya.

Kemudian timpalnya, ia membentuk satu kelompok 15 orang. Saat itu ia meminta traktor saja karena dirinya memiliki sawah. “Disini kami kerja sawah. Karena setiap tahun kami sewa traktor, dan kalau tidak ada terakhir kami tidak bajak sawahnya. jadi saya minta traktor tangan,” terangnya.

Setelah membentuk kelompok dengan 15 anggota, Frans Bere mengatakan pihaknya tidak boleh dapat lagi traktor, karena salah satu anggota, Om Anus sudah dapat traktor.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah