Sehingga, pihaknya mulai mempersiapkan SL dan persiapan pembukaan lahan di bulan November 2020, serta melakukan penanaman tomat pada bulan Februari 2021.
"Kami mulai melakukan penanaman tomat pada bulan Februari 2021, dengan pembibitannya dari Dana Desa, setelah mendapatkan bekal ilmu dari BPP Nita saat kegiatan SL," terangnya.
Baca Juga: Kades Munaseli-Alor Keluhkan Pemboman Ikan Dan Potasium Kerap Terjadi Diwilayahnya
Sebagai ketua kelompok, dirinya pun merelakan lahannya untuk dijadikan kebun contoh (demplot) dengan modal nekat dan berani, yang dikerjakan oleh 12 orang perempuan sebagai anggota kelompoknya.
"Lahan ini kami ibu-ibu semua yang kerjakan, tidak ada bantu dari bapak-bapak," jelasnya.
Untuk depannya, pihaknya juga akan menindaklanjuti sesuai arahan dan harapan dari BPP Nita.
"Jadi, kedepannya kami akan rembuk lagi dalam kelompok kami. Apakah kami lanjut kerja di lahan milik saya ini ataukah di lahan milik masing-masing tapi tetap dalam kelompok, supaya bisa membuka lahan terasering seperti ini," tukasnya
Senada, Penyuluh Swadaya Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Nita, Erik Paji mengatakan, pihaknya memulai kegiatan SL tersebut, berdasarkan usulan dari KWT Melati kepada Pemerintah Desa Riit.
"Ini memang usulan dari mereka. Karena pola pembangunan di wilayah desa itu, mengikuti apa yang diusulkan dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga mereka mengusulkan kegiatan SL budidaya tomat ini," katanya.