Janda Lansia Korban Badai Seroja di Malaka Dapat Bantuan Rumah Panggung dari Kampus

4 Agustus 2021, 07:33 WIB
Janda Lansia Korban Badai Seroja di Malaka Dapat Bantuan Rumah Panggung dari Kampus /Royan B/Gon

MEDIA KUPANG - Janda Lansia Korban Badai Seroja beberapa waktu lalu di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT mendapat sentuhan kasih berupa bantuan rumah panggung.

Bantuan Rumah panggung ini diperoleh Janda Lansia yang diketahui bernama Elisabeth Seuk Bete (78) ini dari Kampus Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang.

Badai Seroja menyerang beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk Kabupaten Malaka pada awal Bulan April 2021 lalu.

Badai Seroja ini menghanyutkan rumah milik Janda Lansia Elisabeth Seuk Bete yang tinggal sendirian sebuah rumah sederhana di Dusun Lookmi, Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat.

Karena itu, pihak Kampus UKAW Kupang memilih memberikan bantuan kepada nenek Elisabeth berdasarkan beberapa pertimbangan yakni berstatus sebagai seorang janda dan juga seorang lansia (lanjut usia, red) 78 tahun.

Selain itu juga pada saat terjadinya badai siklon tropis seroja beberapa waktu lalu seisi rumah miliknya hanyut terbawa banjir, tidak memiliki keluarga yang produktif secara ekonomi.

Ibu Elisabeth juga dengan segala kekurangan yang dimiliki telah menghibahkan sebagian tanahnya kepada gereja dan pastori atau rumah pelayan.

Rumah yang disediakan adalah rumah panggung berukuran 35 meter persegi yang memiliki 4 ruang yakni 1 ruang tamu, 1 ruang makan, serta 2 ruang tidur.

Rumah tersebut memiliki ketinggian 1,2 meter diatas permukaan tanah yang disebut dengan istilah rumah aman banjir.

Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Dr. Ir. Ayub U.I. Meko saat ditemui media, Selasa (3/8/2021) membenarkan bahwa bantuan rumah panggung tersebut diberikan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diorganisir atau dikembangkan oleh dosen dibawah dukungan Mahasiswa yang sedang melaksanakan Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM).

Dikatakannya, setelah dilakukan pendekatan oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Dr. Damaris Y. Koli, SE., MP sehingga pihaknya bersepakat untuk membangun sebuah rumah panggung yang diberi nama rumah aman banjir.

"Jadi ketika banjir penghuninya bisa aman dari banjir itulah kemudian dibangun sebuah rumah ukuran 5x7 m sesuai dengan tipe rumah di sini,"jelas Rektor Ayub.

Lanjut Rektor Ayub, pihaknya berharap kedepan keluarga bisa tinggal dengan nyaman di rumah tersebut dan kemungkinan bisa juga sebagai tempat evakuasi ketika terjadi lagi banjir.

"Kita berharap ke depannya konsep yang kami bangun pada tahu ajaran baru semester ganjil ini adalah akan dilakukan pengiriman mahasiswa KBPM di Desa Motaulun,"ungkapnya lagi.

Dijelaskannya, pihaknya memilih wilayah Motaulun karena sesuai data yang disampaikan lewat media cetak, online maupun media sosial bahwa wilayah Malaka yang terdampak berat dalam hal dampak banjir adalah wilayah Motaulun.

"Kami dengar berita itu bertepatan dengan akan dilakukan pengiriman mahasiswa ke lokasi KBPM sehingga kami mengirimkan tim untuk melakukan survei dan kami mendapatkan dua titik yakni di Desa Motaulun Kecamatan Malaka Barat dan Desa Naimana Kecamatan Malaka Tengah,"ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM) kelompok 11 Desa Motaulun, Dr. Damaris Y. Koli bahwa rumah panggung tersebut dikerjakan secara bersama oleh mahasiswa KBPM kelompok 11 sebagai relawan, jemaat GMIT Ebenhaezer Motaulun sebagai mitra dan pihak ketiga yang memiliki keterampilan teknis mengerjakan rumah panggung.

Janda Lansia Korban Badai Seroja di Malaka Dapat Bantuan Rumah Panggung dari Kampus UKAW Kupang Gon

"Salah satu tujuan PKM adalah membantu menciptakan ketentraman, dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat. PKM untuk KBPM kali ini adalah “penyediaan rumah panggung” bagi korban banjir yaitu mama Elisabeth Seuk Bete,"ujar Dr. Damaris.

Dr. Damaris melanjutkan tema umum KBPM kali ini adalah Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dalam Penanggulangan Dampak Badai Siklon Seroja dengan Prokes Adaptasi Kebiasaan Baru.

"KBPM kelompok 11 di Motaulun terdiri dari 14 peserta (7 laki-laki dan 7 perempuan) dari berbagai program studi yang melakukan aktivitas sejak 20 Juni 2021 lalu dengan program yang dilaksanakan adalah belajar dan pendampingan dengan dua kegiatan utama yaitu kegiatan fisik dan non fisik," jelasnya.

Dirinya menambahkan, sesuai dengan tema umum di atas, maka berkenaan dengan kondisi mitra yaitu Jemaat GMIT Ebenhaezer Motaulun yang sementara bergumul dengan berbagai persoalan pasca banjir bandang, lebih dominan melaksanakan program pendampingan lewat kegiatan fisik dibandingkan program belajar melalui kegiatan non fisik, katanya.

Nenek Elisabeth yang didampingi Pdt. Nensy B. Maak, S.Th mengucapkan terimakasih kepada pihak UKAW Kupang, pihak ketiga dalam bidsng teknis, Pemerintah Desa Motaulun, para mahasiswa KBPM yang sudah membantu menyelesaikan pengerjaan rumah panggung tersebut.

"Saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada kita semua yang sudah dengan cara kita masing-masing telah bekerjasama dalam pembangunan rumah panggung ini.

"Semoga kita semua selalu diberkati dalam lindungan Tuhan," ungkap Pdt. Nensy.

Selain itu pihak Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang juga menanam pohon hijau di sekitaran rumah panggung milik Ibu Elisabeth dan juga di lokasi Gereja GMIT Ebenhaezer Motaulun.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan covid 19. Protokol kesehatan covid 19 selalu diterapkan untuk membantu memutus mata rantai penyebaran covid 19 di Kabupaten Malaka. (***/gon).

Editor: Royan B

Sumber: Media Kupang

Tags

Terkini

Terpopuler