Aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok Lembata Meningkat, Ketinggian Erupsi Capai 800 Meter Disertai Asap Kelabu

8 Juni 2022, 16:11 WIB
Ilustrasi - Seorang pengendara bermotor berlatar Gunung Ili Lewotolok yang masih mengeluarkan material vulkanik di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT, Rabu 2 Desember 2020. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha. /

MEDIA KUPANG  - Sebelumnya Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, melaporkan ketinggian erupsi di gunung tersebut mencapai 700 meter pada Senin 6 Juni 2022.

Saat itu dilaporkan, erupsi letusan gunung Api Ile Lewotolok di Pulau Lembata disertai dengan gemuruh lemah dan sedang.

Selain itu, letusan setinggi 700 meter yang terjadi di puncak gunung api tersebut, dilaporka mengeluarkan material berupa pasir dan menimbulkan asap putih serta kelabu di puncak gunung.

Baca Juga: Gunung Ile Lewotolok Pulau Lembata ‘Mengamuk’ Lagi, Tinggi Letusan Mencapai 700 Meter

Baca Juga: Di Wilayah Sekitar Gunung Api Sirung Di Kabupaten Alor Belum Ada Rambu Evakuasi

Aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir ini terus meningkat.

Hal ini berdasarkan data terbaru dari Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata pada Rabu 8 Juni 2022.

Dilaporkan telah terjadi a tiga kali erupsi dengan ketinggian mencapai 800 meter yang disertai asap warna kelabu di atas puncak gunung.

"Teramati secara visual tiga kali letusan dengan tinggi 800 meter di atas puncak kawah," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi dari Kupang, Rabu 8 Juni 2022, dikutip mediakupang.pikiran-rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Waduh! Terjadi 167 Kali Letusan dan 381 Kali Gempa Hembusan di Puncak Gunung Ili Lewotolok Lembata

Baca Juga: Warga Diminta Tetap Tenang dan Tak Terpancing Isu Gempa - Tsunami di NTT

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok menjelaskan, gunung dilihat secara kasat mata jelas hingga kabut 0-I.

Disamping itu asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100-800 meter di atas puncak kawah.

Stanis menambahkan bahwa walaupun terjadi tiga kali letusan, namun gemuruh yang dihasilkan melalui letusan itu lemah.

Lebih lanjut kata dia, selama Mei 2022 aktivitas erupsi Gunung Api Ile Lewotolok cenderung berkurang namun kini semenjak awal Juni aktivitas erupsi gunung tersebut meningkat.

Baca Juga: Terlibat Kasus Pembunuhan Bocah 12 Tahun, Seekor Sapi Ditangkap Polisi dan Disidangkan di Pengadilan

Baca Juga: Semburan Lumpur Panas Gegerkan Warga Desa Napan TTU di Wilayah Perbatasan RI – Timor Leste

Dalam sehari, ada sekitar 100 letusan yang disertai dengan semburan material, sehingga membuat puncak kawah tersebut penuh dengan material letusan.

Dengan intensitas erupsi yang disertai dengan letusan yang cukup tinggi, rekomendasi larangan aktivitas di radius tiga kilometer berubah menjadi 3,5 kilometer dari puncak kawah gunung tersebut.

Ia menambahkan bahwa dalam tingkat aktivitas level III atau siaga, baik masyarakat di sekitar Gunung Api Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki ataupun wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga km dari puncak atau kawah dari gunung itu.

Sementara untuk radius 3,5 km berlaku untuk sektor Timur dan Tenggara agar selalu waspada.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 12 Bintang Untuk Rabu 8 Juni 2022: Leo Sangat Optimis, Scorpio Tidak Perlu Takut

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Rabu 8 Juni 2022: Leo Hindari Hubungan Gelap,  Scorpio Punya Pengagum Rahasia

Beberapa warga desa di Kecamatan Ile Ape seperti di Desa Jontona, Desa Lamawolo, dan Desa Lamatokan agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak gunung itu.

Apalagi beberapa waktu lalu sempat ada lava yang meluap yang dikhawatirkan akan terus turun karena kawasan itu meluap.

Pihaknya juga merekomendasikan agar mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) dan gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. ***

Editor: John Taena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler