Ritual Lede Lewu bertujuan meminta kepada leluhur untuk memberikan curah hujan karena curah hujan tidak mencukupi di musim tanam tahun ini.
Selain itu, ritual Lede Lewu juga bertujuan untuk mengusir 'Maya Epu Angi’, segala macam penyakit yang ada di dalam kampung agar keluar dari kampung supaya masyarakat tidak lagi mengalami sakit ringan, bencana, maupun musibah.
“Ritual Lede Lewu harus kami gelar karena selama hampir tiga minggu belakangan ini musibah selalu dialami warga. Ada yang jatuh, kecelakaan di jalan. Kejadian hampir tiap hari,” katanya.
Penyebab kesialan dipercayai karena ritual Lede Lewu sudah direncanakan sejak Januari, namun karena hujan sudah mulai turun, sehingga belum dapat dilaksanakan.
Akibatnya, leluhur yang sudah terlanjur mendengar rencana itu sudah menunggu bagian mereka, namun tak kunjung dibuat, maka musiba terus dialami warga.
Akhirnya, kata dia, difasilitasi pemerintah desa, digelarlah pertemuan bersama tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk menentukan waktu pelaksanaan ritual Lede Lewu.
“Pantangan dalam ritual Leda Lewu, masyarakat jaga ketertiban, tidak ribut di malam hari dan semua cahaya dipadamkan selama tiga hari berturut-turut,” jelasnya.
Setelah tiga hari, pada subuh di hari ketiga akan dibuang semua kelelahan, keletihan, secara bersama.
Baca Juga: Kisah Sukses Pengusaha Bidang Keamanan, Wilem Lodjor: Satpam Itu Pekerjaan Mulia
Keistimewaan diberikan kepada ibu menyusui dan warga yang sakit berat.