Bagi mereka dapat menyalakan lampu, tapi diletakkan di wadah agar cahayanya tak sampai ke luar rumah.
Ia menjelaskan, dalam ritual Lede Lewu, yang memegang peran adalah Kapitan Duli, Kapitan Lewu, Paliwala Kote Watan, Paliwala Koro, dan Paliwala Ikun.
Mereka yang berhak duduk di pantai dan menjaga 'Nama Wate Ai Kene' dan apabila ada ikan besar yang mati, maka menjadi bagian mereka.
Sedangkan dirinya sebagai Paliwala Koten Kiwan untuk urusan ritual Nuba Nara termasuk tanah adat di desa.
Masyarakat Dikesare mengakui Paliwala Koten Kiwan sebagai pemegang ulayat di wilayah mereka.
Kepala Desa Dikesare Fransiskus Raing alias Sisko Making mengatakan, setelah dilantik, ia menggagas digelarnya ritual Lede Lewu.
Gagasannya mendapat sambutan tokoh adat setempat setelah digelar pertemuan bersama BPD, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. Setelah digelar pertemuan, langsung turun hujan, sehingga sempat ditunda pelaksanaanya.
Namun menyadari seringnya musibah terjadi, akhirnya disepakati untuk segera menggelar ritual Lede Lewu dan disepakati digelar Sabtu ini.
Ritual Lede Lewu ini, lanjutnya, merupakan kewenangan tokoh adat. Pemerintah hanya memfasilitasi agar ritual ini dapat dilaksanakan.
Kedepan, pemerintah desa akan terus memfasilitasi agar Ritual Lede Lewu ini digelar kembali sesuai tradisi yakni pada bulan Desember dan harus rutin dilaksanakan.***