Langya henipavirus Ditemukan di China, dapat Menular dari Hewan ke Manusia, Simak Gejalanya

- 10 Agustus 2022, 18:21 WIB
Ilustrasi Virus
Ilustrasi Virus /Miju/Pixabay (Gambar oleh Arek Socha)

MEDIA KUPANG - Sebuah Virus baru ditemukan di China. Virus yang diberi nama Langya henipavirus tersebut dilaporkan dapat menular dari hewan ke manusia.

Dilansir Media Kupang dari taipeitimes.com, Rabu 10 Agustus 2022 menyebutkan bahwa Langya henipavirus,  dapat ditularkan dari hewan ke manusia, telah ditemukan di China, dengan 35 infeksi pada manusia dilaporkan sejauh ini, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan, menambahkan bahwa negara tersebut akan menetapkan metode pengujian asam nukleat untuk mengidentifikasi virus.

Sebuah studi berjudul “A Zoonotic Henipavirus pada Pasien Demam di China” yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada hari Kamis mengatakan bahwa henipavirus baru yang terkait dengan penyakit manusia penyebab demam telah diidentifikasi di China.

Baca Juga: Gubernur NTT Didampingi Bupati Belu Membuka AA Bere Tallo Memorial Cup 2022

Studi tersebut mengatakan penyelidikan mengidentifikasi 35 pasien dengan infeksi akut virus henipa Langya di provinsi Shandong dan Henan China, bahwa 26 dari mereka hanya terinfeksi virus Langya, tanpa patogen lain.

Hasil identifkasi menunjukan bahwa 26 pasien mengalami gejala sebagai berikut :

- Demam (100 persen)

- Kelelahan (54 persen)

- Batuk (50 persen)

- kehilangan nafsu makan (50 persen)

- nyeri otot (46 persen)

- mual (38 persen)

- sakit kepala (35 persen) dan

- muntah (35 persen).

Baca Juga: Timsus Geledah Rumah Irjen Ferdy Sambo Setelah Resmi Ditahan

Mereka juga menunjukkan penurunan sel darah putih (54 persen), jumlah trombosit yang rendah (35 persen), gagal hati (35 persen) dan gagal ginjal (8 persen).

Ketika dimintai konfirmasi, Wakil Direktur Jenderal CDC Chuang Jen-hsiang pada hari Minggu mengatakan menurut penelitian tersebut, penularan virus dari manusia ke manusia belum dilaporkan, dan bahwa survei serologis terhadap hewan domestik menemukan 2 persen kambing yang diuji dan 5 persen anjing yang diuji positif.

 Hasil tes dari 25 spesies hewan liar menunjukkan bahwa tikus mungkin merupakan reservoir alami dari Langya henipavirus, karena virus tersebut ditemukan pada 27 persen subjek tikus, katanya.

Chuang mengatakan 35 pasien di China tidak memiliki kontak dekat satu sama lain atau riwayat paparan umum, dan pelacakan kontak menunjukkan tidak ada penularan virus di antara kontak dekat dan keluarga, menunjukkan bahwa infeksi manusia mungkin sporadis.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru PT Bintang Selatan Agro, Cek Syarat dan Formasi

Namun, karena CDC belum menentukan apakah virus tersebut dapat ditularkan di antara manusia, orang perlu memperhatikan pembaruan lebih lanjut tentang virus tersebut, katanya.

Karena virus Langya adalah virus yang baru terdeteksi, laboratorium Taiwan perlu menetapkan metode pengujian asam nukleat standar untuk mengidentifikasi virus, sehingga infeksi pada manusia dapat dipantau, jika diperlukan, tambah Chuang.***

Editor: Primus Nahak

Sumber: Taipei Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah