KKB Papua Penggal Kepala Seseorang yang Diduga Intelijen TNI dan Pamer di Video

- 24 Juli 2022, 17:44 WIB
Ilustrasi kepala yang dipenggal
Ilustrasi kepala yang dipenggal /Miju/Pixabay (Gambar oleh monika1607)

MEDIA KUPANG - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua meakukan aksi sadis dengan memenggal kepala seseorang yang menurut mereka adalah intelijen TNI

Dilansir dari Pikiran Rakyat, Minggu 24 Juli 2022, dalam sebuah video yang beredar, mereka yang meneriakkan 'Papua Merdeka' itu mengaku telah memenggal kepala seseorang di wilayah Korowai.

Hal itu disampaikan langsung pimpinan pasukan TPNPB Yahukimo, Bocor Sobolim didampingi sejumlah anggota di belakangnya. Dia menyebutkan bahwa kepala orang yang dipenggalnya adalah seorang intelijen TNI.

"Hari ini kami, pasukan saya, Bocor Sobolim, kami berburu siang hari, kami dapat satu kepala intelijen yang ada di Korowai," tuturnya.

"Dan kami mendapatkan satu kepala, langsung ditewaskan," ucap Bocor Sobolim menambahkan.

Baca Juga: Polisi Periksa HP Brigadir J, Netizen : Kami Butuh KEJUJURAN

Dia menuturkan bahwa pihaknya tidak akan kemana-mana dan akan terus 'berjuang' melawan pasukan pemerintah.

"Pasukan serahkan ke Honai Matoa malam ini, hari ini tanggal 19 bulan ke-7, sampai detik ini korang akan kasih kepala ke saya," ujar Bocor Sobolim.

"Dan ini kami yang berjuang sampai ke titik tumpah darah, dan kami tidak akan kemana-mana," katanya menambahkan.

Petugas Keamanan melalui pihak Kepolisian, melalui keterangan yang disampaikan,  mengkonfirmsi bahwa korban bukanlah intelijen TNI.

Polisi menuturkan bahwa korban pembunuhan di Kampung Kawe, Distrik Awinbon, Kab. Pegunungan Bintang, itu adalah seorang pendulang emas.

Informasi tersebut diperoleh dari Kasat Intelkam Polres Pegunungan Bintang, Iptu Jhon H. Itlay pada tanggal 20 Juli 2022 pukul 12.15 WIT.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru untuk SMK Farmasi, D3 dan S1 di PT Phapros Tbk, ada 9 Posisi yang Lowong

Dia menuturkan bahwa pada tanggal 19 Juli 2022 sekira pukul 19.00 WIT di Kampung Kawe, Distrik Awinbon, Kabupaten Pegunungan Bintang, telah terjadi tindakan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia oleh OTK.

Sementara untuk identitas korban bernama Azis yang berasal dari suku Jawa, yang merupakan penjaga kios lokasi 41.

"Pada tanggal 19 Juli 2022 pukul 19.00 WIT, Saudara Azis sedang menjaga kios bersama temannya, tiba - tiba datang beberapa OTK," ucap keterangan resmi Polisi.

"Kemudian 2 orang OTK di antaranya masuk ke dalam kios dan menginterogasi korban saudara Azis sambil memegang parang, sedangkan OTK yang lain berjaga-jaga di luar kios," tuturnya menambahkan.

Sementara teman-teman korban berhasil melarikan diri pada saat OTK tersebut sedang menginterogasi Azis.

Baca Juga: Kontainer Berisikan Senjata Api Militer Ditemukan Bea Cukai di Pelabuhan Panjang,TNI Beri Penjelasan Ini

"Pada saat korban, saudara Azis, disuruh buka baju oleh OTK tersebut, teman korban sempat melarikan diri ke lokasi 96 dan memberitahukan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya yang berada di lokasi 96," kata keterangan tersebut.

Dalam laporannya, Polisi juga membenarkan terjadinya pembunuhan terhadap warga sipil oleh KKB.

"Bahwa benar telah terjadi pembunuhan terhadap warga masyarakat sipil/pendatang yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP)," tutur keterangan tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @kameraperistiwa, Minggu, 24 Juli 2022.

Wilayah Distrik Awinbon merupakan wilayah yang tidak memiliki akses jalan darat dan akses jaringan komunikasi.

Baca Juga: Tertembak Senapan Angin Milik Ayahnya, Seorang Bocah 3 Tahun di TTS Meninggal. Berikut Kronologinya!

Dari hasil koordinasi dengan Kasat Intelkam Pegunungan Bintang, TKP Kejadian masuk dalam wilayah hukum Polres Pegunungan Bintang.

Akses menuju ke Kampung Kawe Distrik Awinbon pun dilalui oleh Manusia, barang, speed, dan pesawat dari Boven Digoel dan Asmat, sehingga KKB juga melewati akses tersebut.

Oleh karena itu, Polisi menuturkan perlu adanya penempatan pos pengamanan oleh aparat keamanan TNI-Polri di sana.

Hal itu adalah karena daerah tersebut merupakan daerah tambang Ilegal dan selama kurun waktu tahun 2022 telah terjadi 3 (tiga) kasus pembunuhan.***

Editor: Primus Nahak

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x