MEDIA KUPANG – Dunia sepak bola Indonesia tengah diselimuti duka dengan adanya tragedi Kanjuruhan. Tidak sedikit korban luka-luka, dan ratusan orang meninggal dunia.
Laga Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu diakhiri dengan kepulan gas air mata yang diledakkan personel polisi. Sesuai penelitian forensik Washington Post, terdapat 40 titik ledakan.
Korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruan, sejauh ini sebanyak 131 orang termasuk 40 anak-anak. Sedangkan korban luka ringan dan berat mencapai lebih dari 300 orang.
Baca Juga: Kelas Menulis Narasi Pantau Melawat Lima Kota Membagi Virus Jurnalisme Narasi dan Sastrawi
Ledakan gas air mata, sesuai investigasi Washington Post merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya korban dalam peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Peristiwa yang kemudian lebih dikenal dengan tragedi Kanjuruhan, menarik perhatian dunia internasional. Tidak sedikit yang bersimpati, turut berdukacita atas korban meninggal dunia, dan harapan kesembuhan bagi korban luka-luka.
Transformasi Sepak Bola Indonesia, FIFA Tidak Jatuhkan Sanksi
Sebagai akibat dari adanya tragedi Kanjuruhan, pemerintah Indonesia bersama FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia.
Dilansir dari situs resmi Presiden Republik Indonesia, transformasi itu merupakan tindak lanjut dari komunikasi Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA Gianni Infantino pada 3 Oktober 2022 lalu.
“FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Dalam isi surat, disebutkan bahwa FIFA tidak jatuhkan sanksi bagi sepak bola Indonesia. Hal dimaksud terkait dengan tragedi Kanjuruhan.
“Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA.”
Presiden Jokowi pun menyebutkan bahwa Presiden FIFA, Gianni Infantino akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Nanti, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah.”
Oleh sebab FIFA tidak jatuhkan sanksi bagi sepak bola Indonesia, berikut adalah bentuk kolaborasi FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan Pemerintah Indonesia.
Pertama, membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia.
Kedua, memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: Polri Tetapkan Enam Orang Tersangka, 20 Personel Polisi Diduga Langgar Kode Etik
Ketiga, melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama
Keempat, mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada.
Kelima, menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.***