Oleh karena itu, kata Anggrek, dengan bimtek tersebut sangat membantu bagi para pelaku ekraf dalam memasarkan hasil produksinya.
Selain masalah pasar ke luar, Anggrek menyebutkan, pelaku ekraf juga membutuhkan bantuan peralatan dan modal. Untuk itu hal ini juga mohon perhatian dari Kemenparekraf untuk memberikan dukungannya.
"Kita di Alor cukup banyak produksi berbagai kerajinan yang kualitasnya bagus maupun pengolahan kuliner yang khas rasanya. Kita punya kursi bambu, anyaman topi dan lampu, miniatur rumah adat, miniatur moko, dan sebagainya. Kita juga punya kuliner khas yang lezat. Sekarang ini di Alor sudah diproduksi sopi pura dalam kemasan. Sopi ini berguna bagi kesehatan," tandas Anggrek.
Anggrek pada kesempatan tersebut juga menyampaikan terimakasih kepada AHP yang terus melakukan kunjungan kerja setiap tahun ke Kabupaten Alor, dan memberikan perhatian melalui bantuan beasiswa dan lainnya.
"Tahun lalu tidak salah beasiswa yang dibagikan sekitar 1.700 beasiswa. Mudah-mudahan dalam tahun ini bisa disalurkan beasiswa untuk 5.000 penerima," tandas Anggrek.
Seperti disaksikan MEDIA KUPANG, seusai acara pembukaan, kegiatan bimtek tersebut menghadirkan dua orang pemateri, yakni DR. Andreas Hugo Parera dan Ius Gultom, salah seorang instruktur khusus yang berpengalaman dalam bidang digital marketing.***