Baca Juga: Anggota DPRD Belu dari Fraksi Nasdem Mangkir, Polisi Layangkan Panggilan Kedua
Usai pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit lebih, Pastor Vande Raring, SVD mengatakan, tujuan kedatangan tiga anggota polisi dari Satlantas Polres Sikka yaitu meminta keterangan terkait dugaan seruan kata ‘Sambo’.
“Aparat Satlantas Polres Sikka mendengar suara teriakan nama Sambo, lalu menuduh para frater. Tapi para frater bilang, kami tidak melakukan hal itu. Jadi, mungkin karena mereka rasa tidak puas, mereka lari ikut ke sini,” kata Pastor Vande.
Lebih lanjut, salah satu Pembina frater dan bruder di Ledalero itu mengatakan, sesuai pengakuan polisi, mereka mendengar seruan “Sambo lagi, Sambo lagi” yang dialamatkan kepada anggota Satlantas Polres Sikka.
“Polisi merasa tidak puas karena para frater tidak mengaku. Lalu, mereka lari ke sini bertemu dengan pimpinan tapi dari sikap para frater, para frater tidak meneriakkan hal itu.”
Menurut Pastor Vande, “kita tidak bisa menjustis bahwa para frater yang meneriak karena ini berada di jalur publik, kendaraan lalu lalang, bisa jadi ada mobil-mobil yang serempet lalu teriak dan lari.”
Ia melanjutkan, “kebetulan kerumunan di situ para frater, lalu frater itu kan diduga, jadi semua kita berbicara dari praduga tak bersalah.”
Ia pun menegaskan bahwa Pastor Rektor Frans Ceunfin, SVD, telah menjamin akan akan menyelesaikan masalah tersebut dengan para frater. “Pater Rektor akan tanya para frater, apa yang sesungguhnya terjadi...baru setelah itu dilaporkan ke keamanan.”
Di lain pihak, aparat Satlantas Polres Sikka melalui K. Omeng ketika dikonfirmasi mengatakan, informasi rinci akan disampiakan oleh Kasat Lantas Polres Sikka. “Nanti langsung ketemu dengan pak Kasat Lantas,” katanya, dilansir Vox Timor.***