Ironi Pembela HAM: Keluarga Diteror, Adik Perempuan Dua Kali Diculik Malah Pelaku Belum Tertangkap

- 30 September 2022, 23:35 WIB
Ilustrasi penculikan yang menimpa AFGD
Ilustrasi penculikan yang menimpa AFGD /Pixabay

Demi kelancaran kegiatan, MYR sebagai pemilik rumah telah memberitahukan secara resmi kepada Ketua RT 26 Markus Goleng, pada 9 Juni 2022 mengenai adanya aktivitas di rumahnya. Ketua RT 26 pun mempersilakan karena menurutnya sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Berbeda sikap antara Ketua RT yang mendukung dan Lurah Kelurahan Danga yang menolak. Sehari sebelum acara Lurah Danga, Yohanes Lado mendatangi kediaman MYR dan meminta Greg Daeng untuk tidak melangsungkan acara tersebut.

Lurah Danga menyampaikan dua alasan: Pertama, tidak koordinasi atau pemberitahuan kepada Lurah Danga terkait kegiatan klinik hukum. Kedua, kegiatan klinik hukum mengundang masyarakat adat dari wilayah Lambo (desa lain). Penduduk yang notabene sedang bersengketa dengan Pemda Nagekeo terkait masalah pembangunan waduk. Menurut Lado, hal itu melampaui yurisdiksi pemerintahan.

Takala acara baru saja dimulai, Lado memasuki tempat acara sembari berteriak dengan nada tinggi pada Greg Daeng, untuk menghentikan kegiatan yang baru berlangsung. Tidak hanya marah-marah, Lado memperingatkan penyelenggara agar tidak sedikit pun membahas masalah hukum yang ada di luar wilayah Kelurahan Danga. Maksudnya polemik penolakan pembangunan Waduk Lambo.

Lado datang bersama sekelompok orang berpakaian preman. Mereka meneriaki peserta untuk membubarkan diri dari tempat kegiatan dengan cara provokatif dan arogan. Meski para peserta sudah banyak berdatangan, penyelenggara memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan sebab situasi yang tidak kondusif. Kegiatan klinik hukum diacak-acak Lurah Danga dan rombongannya.

Di tengah kegaduhan, pihak Intelkam dan Shabara dari Polres Nagekeo datang ke lokasi kegiatan untuk mengamankan kegaduhan bak pahlawan kesiangan. Dalam keriuhan dan kebisingan, tidak ada sama sekali kekerasan fisik. Hanya suara nada tinggi dari rombongan Lurah Danga.

Lado bertindak lebih jauh, ia melaporkan Greg Daeng ke pihak kepolisian dengan tuduhan atau dugaan tindak pidana yang tidak jelas. Dengan dasar laporan tersebut, Daeng sebagai pihak penyelenggara sekaligus tuan rumah diminta datang ke Polres Nagekeo guna diperiksa dan dimintai keterangan.

Seusai kisruh klinik hukum, MYR menemukan surat tulisan tangan sebanyak 3 lembar yang ditandatangani oleh orang yang mengklaim dirinya Yohanes Lado, pada 26 Agustus 2022. Surat berisi ancaman terhadap Daeng, anaknya karena telah membuat malu Lurah Danga dengan menyelenggarakan kegiatan klinik hukum. Pengirim surat menginformasikan bahwa dirinya dapat ditemui di bukit di belakang kantor bupati Nagekeo.

MYR lalu menelpon Greg Daeng untuk mengabarkan tentang isi surat tersebut. Daeng meminta agar keluarganya waspada dan selalu berhati-hati dalam keseharian. “Saya minta mereka agar jangan keluar jauh-jauh, terlebih saat malam hari. Terutama adik perempuan,” tegas Daeng.

Dinihari 29 Agutus 2022, TW dan AGFD terbangun karena gonggongan anjing tetangga. Listrik di dalam rumah padam. Kediaman tetangga sekitar malah menyala. Ibu dan anak ini, bangun ditemani nyala senter untuk melihat sumber suara gongogangan anjing melalui jendela. Kegelapan malam menghalangi pandangan mereka. Pada saat bersamaan, TW melihat jendela di sebelah pintu ruang tamunya terbuka.

Lima belas menit kemudian, TW masuk berdoa di dalam kamar. Sebagaimana kebiasaan AGFD, ia beranjak mengambil handuk di samping rumah bagian kanan untuk mandi pagi. Selesai mengambil handuk, ia berjalan menuju kamar mandi. Tetiba, mulutnya ditutup dari arah belakang menggukanan tangan yang terbalut kain.

AGFD dibius. Ia sempat berontak. Dalam tangkapan matanya, pelaku pembiusan berbadan tinggi, bertubuh besar, dengan bau rokok yang tajam dari mulutnya. AFGD pingsan.

Listrik tak kunjung menyala di rumahnya. MYR mencoba melihat meteran listrik. Tuas meteran dalam keadaan dimatikan. MYR lalu mengembalikan tuas dalam posisi hidup. TW selesai berdoa pukul 05.45 WITA. Ia memanggil putrinya. TW hendak meminta anak gadisnya untuk menyetrika seragam sekolah. Tak ada sahutan balik. Ia segera mencari anaknya di sekitar rumah dan tetangga terdekat. AGFD masih tidak ditemukan. TW makin mencemaskan keselamatan putrinya. Belum genap setahun, putrinya mengalami penculikan. Trauma penculikan masih terbayang di kepalanya.

Halaman:

Editor: Ardy Milik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x