MEDIA KUPANG - Tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Penyiaran Nasional. Ini merupakan momentum bagi negara ini untuk mengenang kembali peran dunia penyiaran di Tanah Air mulai dari saat merintis kemerdekaan hingga sekarang.
Bermula sejak berdirinya Solosche Radio Vereeniging (SRV) sebagai radio ketimuran pertama milik Bumiputera pada 1 April 1933 yang mengawali kemunculan radio-radio lain sekaligus membuktikan bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, sebagaimana disadur Media Kupang dari situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Memperingati Hari Penyiaran Nasional (HARSIARNAS) ke-89, ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Fredrikus Royanto Bau, mengatakan bahwa hari ini merupakan sejarah baru bagi dunia penyiaran Indonesia.
Baca Juga: Hari Ini Tahap Dua Penyerahan Tersangka Dan BB Kasus DAK Pendidikan 2019 Oleh Penyidik Kejari Alor
Hal ini disebabkan peringatan Harsiarnas ke-89 ditandai dengan peralihan teknologi penyiaran dari yang sebelumnya menggunakan sistem analog menjadi digital.
"Hari Penyiaran tahun ini akan tercatat sebagai sejarah baru di dunia penyiaran Indonesia karena di tahun 2022 menjadi momentum beralihnya teknologi penyiaran dari analog ke digital," ungkap ketua KPID NTT dilansir Media Kupang dari akun Facebook-nya.
Pria yang akrab disapa Edy ini menilai penerapan teknologi penyiaran digital di Indonesia lambat bila dibandingkan dengan negara lain. Namun ia tetap mengapresiasi kemajuan yang ditunjukkan Indonesia dalam bidang penyiaran, lebih khusus melalui media televisi
Baca Juga: Rekrutmen Polri Tahun 2022 Resmi Dibuka, Berikut Jadwal dan Syarat Pendaftaran
Mantan aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Solidaritas Mahasiswa Belu (Fosmab) ini berharap dengan peringatan yang bertajuk Transformasi Era Digital kali ini menjadi momentum refleksi sekaligus momentum kebangkitan bagi segenap insan penyiaran.