Pemerintah daerah juga diimbau menyosialisasikan kondisi tersebut, agar masyarakat mengetahui dan menyadari pentingnya evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Jika kestabilan di puncak gunung itu terganggu dikhawatirkan akan terjadi longsor dari puncak gunung dan sejumlah desa itu dikhawatirkan akan menjadi sasaran longsor," tambah dia.
Baca Juga: Reaksi Netizen Ketika Gempa 5.8 M Guncang Sulawesi Utara, 'Kedalamannya Mantulll'
Baca Juga: Soal Teko di Kabupaten Belu, Bupati : SK Sudah Ditandatangani
Ia mengatakan potensi awan panas juga bisa terjadi akibat luapan material dari puncak gunung itu.
Saat ini, aktivitas kegempaan di puncak gunung tersebut, dalam sehari lebih dari 100 kali. Setiap terjadi semburan material keluar dari gunung tersebut disertai kegempaan, menambah jumlah material di kawah.
Ia juga mengatakan hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak Gunung Ile Lewotolok juga bisa menimbulkan luncuran material erupsi dan awan panas, sebagaimana terjadi terhadap Gunung Semeru di Jawa Timur.
Baca Juga: Beredar Imbauan Guru Eks Teko untuk Berdemo, Ketua PGRI Kabupaten Belu Buka Suara
Baca Juga: Kandungan dan Manfaat Tanaman Porang
"Awan panas yang terjadi di Gunung Semeru itu akibat adanya curah hujan yang tinggi terjadinya longsor yang berujung pada awan panas," tambah dia.