Di Hadapan PBB, Aktivis Afghanistan Beberkan Perlakuan Taliban Terhadap Perempuan

- 22 September 2021, 21:44 WIB
Perempuan Afghanistan diguyur hujan salju.
Perempuan Afghanistan diguyur hujan salju. / Reuters/Massoud Hossaini/

MEDIA KUPANG - Rapper dan Aktivis Afghanistan, Sonita Alizadeh yang telah meninggalkan Afghanistan usai negara itu dikuasai Taliban angkat bicara di hadapan para pemimpin dunia pada selasa 21 September 2021.

Melalui acara virtual di sela-sela  pertemuan tingkat tinggi tahunan Jenderal PBB, Alizadeh meminta para pemimpin dunia untuk membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

"Apa yang tersisa dari rakyat kita? Dan apa yang tersisa dari pencapaian 20 tahun? Jangan tertipu oleh topeng yang ditampilkan Taliban di berita," kata Alizadeh dilansir Media Kupang melalui Reuters Rabu 22 September 2021.

Baca Juga: Sisa Unit Pasukan Khusus Afghanistan dan Milisi klaim Rebut 3 Daerah Afghanistan Utara dari Taliban

Pada kesempatan itu, dia juga mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengakui Taliban, dan juga menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak, memastikan akses internet bagi rakyat Afghanistan, memasukkan lebih banyak warga Afghanistan dalam pengambilan keputusan dan membiarkan anak perempuan tetap bersekolah.

Sepertinya kita semua tahu apa yang harus dilakukan. Tapi pertanyaannya, siapa yang akan mengambil tindakan hari ini?" kata Alizadeh.

Sementara perwakilan PPB sendiri berujar bahwa Taliban mengatakan mereka telah berubah sejak pemerintahan 1996-2001, ketika mereka juga melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki, dan masyarakat internasional mengatakan mereka akan memegang komitmen mereka, meskipun tidak jelas bagaimana hal itu akan dilakukan.

"Ada ketakutan yang nyata dan gamblang di kalangan perempuan Afghanistan akan kembalinya penindasan brutal dan sistemik Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan selama tahun 90-an,”kata kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet dalam acara yang sama di PBB.

Taliban menimbulkan skeptisisme tentang janji mereka tentang hak-hak perempuan dan anak perempuan ketika mereka mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan membuka sekolah untuk anak laki-laki usia sekolah menengah tetapi tidak untuk anak perempuan.

Halaman:

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x