Drone Bayraktar Sukses Bantu Ukraina, Indonesia Juga Punya Elang Hitam Tak Kalah Canggih

- 8 Maret 2022, 19:01 WIB
Elang Hitam atau Black Eagle
Elang Hitam atau Black Eagle /Antaranews/

 

MEDIA KUPANG - Rombongan Militer Rusia beserta alat tempurnya  baru - baru ini diketahui hancur lebur dihantam rudal yang dibawa drone Bayraktar yang dibeli Ukraina dari Turki.

Drone Bayraktar sendiri di produksi oleh perusahaan Turki Baykar Defense, terutama untuk Angkatan Bersenjata Turki

Dalam dua tahun terakhir, drone Bayraktar Turki telah muncul tidak hanya di Ukraina, tetapi juga di Ethiopia, Azerbaijan, Libya, dan Suriah.

Baca Juga: 20 Pebalap Dunia Akan Parade di Jakarta Jelang MotoGP Mandalika; Ini Daftar Namanya

"Dalam beberapa tahun terakhir, Bayraktars telah mencetak beberapa keberhasilan yang sangat terkenal," kata Tony Osborne, kepala biro London Aviation Week, sebuah publikasi yang berfokus pada industri kedirgantaraan seperti dikutip Media Kupang dari Zona Jakarta.

"Saya berpendapat bahwa itu sekarang  drone paling terkenal dari semuanya."

Tak hanya itu, video yang dibagikan oleh angkatan bersenjata Ukraina pada hari Minggu mengungkapkan salah satu nilai jual utama  drone.

Itu berarti bahwa mereka mampu menimbulkan kerusakan yang tidak proporsional pada perangkat keras musuh, jauh lebih murah daripada drone lain, dan dengan risiko rendah.

Namun, yang paling penting adalah Osborne memperkirakan bahwa drone  Bayraktar dijual ke Ukraina dengan harga masing-masing satu digit jutaan dolar.

Ini termasuk murah dibandingkan sistem rudal permukaan-ke-udara Rusia yang dihancurkan dalam video pada hari Minggu bisa bernilai hingga $50 juta.

"Hal penting tentang ini adalah harganya murah, dan ketika harganya murah, Anda tidak begitu khawatir kehilangannya," katanya.

Tak mau kalah dengan TurkiIndonesia rupanya sedang membuat drone tempur pertamanya.

Drone tempur pertama buatan Indonesia  ini diberi nama Elang Hitam Atau Black Eagle yang dilengkapi dengan mesin Rotax 915 iS.

Dikutip Media Kupang dari Portal Kudus, Elang Hitam disokong mesin Rotax 915 iS buatan Austria. Rotax 915 iS adalah jenis mesin piston yang biasa digunakan pada pesawat ultralight, pesawat terbang sport sampai helikopter ringan.

Dirancang pada tahun 2014, Rotax 915 iS mendapat sertifikasi airworthiness pada tahun 2017.

Rotax 915 iS meruakan mesin bensin empat silinder dengan empat langkah turboc langkah turbocharged yang berpendingin udara dan air.

Mesin ini dirancang untuk dapat beroperasi di ketinggian 4.572 meter. Rotax 915 iS mampu menghasilkan tenaga 141 hp untuk lepas landas dan 135 hp untuk terbang jelajah.

Sementara Rotax 912 merupakan jenis mesin piston yang digunakan pada drone tempur  Bayraktar TB2.

Meski Rotax adalah manufaktur mesin asal Austria, namun status Rotax adalah anak perusahaan Bombardier Recreational Products.

Elang Hitam mempunyai panjang 8,65 meter, lebar bentang sayap 16 meter dan tinggi 2,6 meter.

Bobot maksimum saat tinggal landas mencapai 1.300 kg, sementara kapasitas payload 300 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 420 liter, Elang Hitam dapat terbang selama 30 jam, sementara radius kendali Line of Sight sampai 250 km.

Elang Hitam dapat terbang dengan kecepatan maksimum 235 km per jam dan kecepatan jelajah 50 – 180 km per jam – diasumsikan terbang pada ketinggian 5 ribu meter.

Batas ketinggian terbang drone ini ditakar sampai 7.200 meter. Panjang landasan yang dibutuhkan untuk landing adalah 500 meter dan panjang landasan untum take-off yaitu 700 meter.

Dikutip Media Kupang dari Antara, sejak dikenalkan ke publik di akhir tahun 2019 lalu, tahun 2021, drone tersebut dikembangkan ke tingkat kombatan.

"Bersama dengan Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam, BPPT akan melanjutkan pengembangan ke tingkatan kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI dalam menjaga teritori Indonesia di area perbatasan," Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan.

Perlu diketahui konsorsium pengembangan Drone Elang Hitam ini selain BPPT, juga beranggotakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), LAPAN, TNI-AU, ITB, PT Len Industri, dan lainnya.

Elang Hitam dirancang untuk keperluan militer. Setelah dipersenjatai, pada tahapan selanjutnya akan diurus sertifikat tipe supaya bisa masuk ke tahapan produksi massal. Jika semua lancar, drone Elang Hitam bisa diproduksi massal tahun depan,” pungkas Hammam.***

Editor: Marselino Kardoso

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah