Ini Penyebab Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Penjelasan Mahfud MD

- 3 Oktober 2022, 10:59 WIB
Menkopohukam Mahfud MD
Menkopohukam Mahfud MD /Miju/Tangkapan Layar Instagram @mohmahfudmd

MEDIA KUPANG - Peristiwa kerusuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang menjadi peristiwa paling kelam sepanjang sejarah sepak bola Indonesia. 

Tanggal 1 Oktober 2022 yang seharusnya bangsa Indonesia memperingati harus kesaktian Pancasila malah dilumuri dengan darah dan kematian.

Kekacauan di stadion Kanjuruhan merenggut ratusan jiwa yang kehilangan nyawa. Sungguh tragis dan menyedihkan.

Baca Juga: FS Ternyata Sudah Meniduri 30 Tante Girang : Cari Mangsa di Mall dan Cafe

Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan tragedi Kanjuruhan Malang bukan disebabkan bentrok antar suporter.

Korban meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak.

“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton,” kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat Minggu, 2 Oktober 2022. Ejaan di tulisan Mahfud sudah disesuaikan.

Mahfud mengatakan suporter yang berada di lapangan hanya dari Arema. Dia menyatakan tak ada korban penganiayaan suporter.

“Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” tulis Mahfud.

Baca Juga: Ini Fakta Polisi Lepaskan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan. Simak Penjelasan Sekjen PSSI

Mahfud menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia.

Dia mengatakan sepak bola kerap memancing suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba.

Mahfud juga mengungkap aparat sebelumnya sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang agar dilaksanakan sore. Jumlah penonton pun diminta disesuaikan.

“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang,” kata Mahfud.

Baca Juga: Liga 1 Sepak Bola Indonesia Dihentikan Sementara, Ini Himbauan Presiden Joko Widodo

Namun, kata Mahfud, usulan itu tidak dilakukan panitia pelaksana (panpel). Pertandingan pun tetap digelar malam.

“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” ujar Mahfud.

Pernyataan itu disampaikan Mahfud setelah dirinya menerima informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.

“Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik,” ujar Mahfud.

Seperti diketahui, tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan 125 orang meninggal dunia.

Tragedi Kanjuruhan ini menjadi kabar duka bagi dunia sepakbola Tanah Air.

Baca Juga: Bupati Belu Ikut Pertemuan Dengan Presiden Jokowi

Selain 125 orang tewas, ada seratusan warga yang juga masih dalam perawatan.

Kericuhan bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.***

Editor: AS Rabasa

Sumber: Instagram Mahfud MD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x