Batalnya Kunker Presiden RI ke Sikka, Ini Ungkapan Wakil Bupati

- 19 Februari 2021, 17:45 WIB
Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, saat berada di Bendungan Napun Bete beberapa waktu lalu
Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, saat berada di Bendungan Napun Bete beberapa waktu lalu /Media Kupang/Ric

MEDIA KUPANG - Selama ini, sudah beberapa kali Presiden RI, Joko Widodo selalu batal dan menunda untuk melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.

Terhadap hal yang demikian, Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, yang ditemui di Bendungan Napun Gete, beberapa waktu lalu pun angkat bicara.

Romanus, yang juga merupakan salah satu tokoh adat di Kabupaten Sikka ini mengatakan, terlebih dahulu harus dilakukan ritual adat untuk meminta dukungan dari para leluhur. Karena tanah yang sudah begitu banyak digaruk serta tanaman perdagangan juga sudah begitu banyak dibongkar untuk membuat Bendungan Napun Gete ini.

Baca Juga: 2.471 Nakes di Sikka Sudah Mendapatkan Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama

"Jadi ini tidak main-main, biaya untuk pengerjaan bendungan ini juga mencapai triliunan rupiah. Lalu selama ini, kita pertemuan untuk peresmian bendungan ini selalu diluar saja sedangkan dalam lokasi bendungan ini, belum pernah," tuturnya.

Romanus mengatakan, persiapan untuk peresmian Bendungan Napun Gete, yang akan dilakukan oleh Presiden RI, sudah mencapai 95 persen. Namun, sudah dua kali mengalami pembatalan.

"Mobil Presiden RI, Paspamres dan Protokoler Istana, semuanya sudah ada disini. Waktunya tinggal besok saja, tetapi kenapa ditunda terus," sebutnya.

Baca Juga: Film Mortal Kombat 2021, Aksi Joe Taslim Keren

Menurut Romanus, ini pasti ada halangan dari bumi dan leluhur yang belum mengizinkan untuk dilakukan peresmian bendungan ini, karena kita sendiri belum menyampaikannya kepada mereka.

Untuk itu, lanjut Romanus, pihaknya akan menggelar rapat dalam waktu dekat di area Bendungan Napun Gete bersama warga sekitarnya, para tokoh masyarakat dan tua-tua adat untuk meminta pendapat, dukungan dan restu dari semua pihak.

Diakui Romanus, pihaknya juga sudah membuat surat ke Bupati Sikka dan Ketua DPRD Sikka, pada pagi tadi (Selasa, 16 Februari 2021) dan juga kepada Camat Waiblama untuk membicarakan hal tersebut.

Baca Juga: Pembayaran Ganti Rugi Lahan Bendungan Napun Gete, Belum Selesai Dilunasi

Selain itu, dirinya juga meminta Camat Waiblama untuk mengundang semua tokoh masyarakat, tokoh adat, kepala-kepala suku di Tana Ai. Termasuk Camat Talibura, yang merupakan kecamatan induk sebelum mekar menjadi Kecamatan Waiblama.

"Jadi kita akan mengundang semua masyarakat disini, tokoh adat, kepala suku di Tana Ai ini, untuk secara bersama meminta dukungan dari tanah dan leluhur. Sehingga apa yang kita rencanakan, bisa berjalan dengan baik. Kita juga harus berdamai dengan tanah dan leluhur, intinya ada disitu," katanya.

Romanus menyampaikan, dalam adat dan tradisi orang Sikka, percikan air (huler wair, dalam bahasa Sikka) sangat penting untuk dilakukan untuk seseorang tamu, yang akan masuk dan keluar wilayah Kabupaten Sikka, apalagi seperti seorang Presiden RI.

Baca Juga: Takut Divaksin Covid-19, Sebagian Warga Batu Putih-Alor Lari Ke Hutan

"Jadi huler wair itu, harus dilakukan, tidak boleh tidak. Ini adat budaya kita, jadi harus tetap dipertahankan dan tidak boleh dilanggar," terangnya.

Waktu itu, kata Romanus, Ia yang menawarkan dirinya untuk melakukan huler wair kepada Jokowi. Dirinya juga sudah menyiapkan ritual huler wair dengan sapaan adat selama empat menit, tetapi Jokowi akhirnya batal datang.

Romanus mengungkapkan, huler wair yang dilakukan olehnya pertanda bahwa kita mencintai Presiden Jokowi dan memberikan kenyaman buat dirinya, selama dalam perjalanan dari Maumere menuju Bendungan Napun Gete dan pulang lagi ke Jakarta dengan selamat.

Baca Juga: Mengenang 1 Tahun Meninggalnya Sinclair, Ungkapan BCL ini Menyentuh Hati

"Ini pertanda bahwa kita mencintai dan menyayangi Bapak Presiden. Sehingga beliau mempunyai kesegaran dan kenyamanan dalam dirinya, untuk mengurus kepentingan bangsa dan negara ini," paparnya.

Romanus juga sangat mengharapkan, agar pertemuan dengan semua pihak nanti bisa terealisasi sehingga bisa memberikan sebuah nilai positif demi menghargai adat budaya Sikka.

Dengan ritual adat yang akan dilakukan nantinya juga, diharapkan bisa memberikan angin segar dalam kunjungan kerja Presiden RI ke Kabupaten Sikka. Yang mana, akan dijadwalkan ulang dan semoga tidak dibatalkan ataupun ditunda lagi.

Baca Juga: Polres Alor Canangkan Wilayah Bebas Korupsi

"Ikannya jinak dibalik tanjung, di selat berlabuh para saudagar. Bumi diinjak, bumi dijunjung, adat budaya jangan dilanggar," pungkas tokoh adat Hewokloang ini.

Terhitung hingga saat ini, sudah 5 kali Jokowi, membatalkan kunjungannya ke Kabupaten Sikka. Pertama, saat hendak membuka kegiatan Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Aula Nawa Cita, Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere, pada 5 September 2015.

Selain itu, saat peletakan batu pertama Bendungan Napun Gete. Kedatangan Jokowi juga sempat dua kali mengalami pembatalan, yaitu 13 Desember 2019 dan diundur lagi menjadi 19 Desember 2019, yang pada akhirnya batal juga.

Baca Juga: Diduga Terlibat Narkoba, Kapolda Jawa Barat Copot Kapolsek Astanaanyar

Sementara, peresmian Bendungan Napun Gete yang berada di Desa Ilin Medo, Kecamatan Waiblama ini juga mengalami pembatalan yang kedua kali. Yang mana, sebelumnya dijadwalkan pada Selasa, 2 Februari 2021 dan diundur lagi, pada Selasa, 16 Februari 2021 juga mengalami pembatalan.

Editor: Marselino Kardoso


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah