Krisis Air Bersih Akibat Kemarau Panjang, Pemdes Taaba Malaka Sudah Distribusi 25.000 Liter

9 Oktober 2023, 15:06 WIB
Krisis Air Bersih Akibat Kemarau Panjang, Pemdes Taaba Malaka Sudah Distribusi 25.000 Liter /Fredrik Bau/hand out untuk media kupang

 

MEDIA KUPANG - Musim kemarau saat ini telah menyebabkan sejumlah daerah mengalami krisis air bersih.

Tak terkecuali wilayah Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Krisis air bersih di Desa Taaba sudah mulai terasa sejak akhir September 2023. Untuk mengatasi krisis air bersih, Pemerintah Desa mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.

Baca Juga: Kisah Pilu Dini Sera Afrianti 12 Tahun Tidak Pernah Pulang Kampung, Akhirnya Kembali dalam Peti Mati

Pemerintah Desa Taaba dibawah kepemimpinan, Ida Hoar Nahak sudah mendistribusikan air bersih tiga tahap dengan jumlah 25.000 liter. Pendistribusian air bersih akan terus dilakukan oleh pemerintah Desa sampai musim kemarau berakhir.

Kepala Desa Taaba, Ida Hoar Nahak kepada wartawan mengatakan, krisis air bersih di Desa Taaba terjadi setiap tahun di puncak musim kemarau yang biasanya bulan September sampai November. Dan kali ini, masyarakat mengalami krisis air bersih di awal Oktober.

Untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, Kades Ida yang baru menjabat 8 bulan itu, langsung mengambil solusi alternatif yakni mendistribusikan air bersih kepada masyarakat secara bertahap.

Baca Juga: Ada yang Hartanya Sampai Triliunan Rupiah, Segini Kekayaan Para Ketua Umum Partai Politik di Indonesia

Di tahap pertama, katanya, pemerintah desa bekerjasama dengan Polsek Weliman mendistribusikan air bersih sebanyak 10.000 liter, Rabu 4 Oktober 2023.

Kemudian, Minggu 8 Oktober 2023, Pemerintah Desa sendiri mendistribusikan lagi air bersih sebanyak 10.000 liter dan hari ini Senin 9 Oktober 2023 didistribusikan 5.000 liter sehingga totalnya 25.000 liter yang sudah didistribusikan.

Ida mengatakan, pendistribusian air bersih masih terus dilakukan selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pola bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan desa.

Baca Juga: Pejuang Hamas Merangsek Masuk Wilayah Israel dan Tembaki Warga Sipil, Warganet Sebut Presiden Soekarno

"Melihat kondisi kemarau panjang saat ini, kami masih harus distribusi lagi air bersih kepada masyarakat. Sebagai kepala desa, saya akan berupaya membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai stakeholder termasuk dengan pemerintah kabupaten, kiranya bisa membantu kami di Desa Taaba karena masyarakat sangat membutuhkan air," ujarnya.

Ida Nahak yang juga koordinator Kepala Desa se-Kecamatan Weliman itu mengungkapkan, krisis air bersih terjadi karena di Taaba tidak ada sumber mata air. Ada upaya dari pemerintahan sebelumnya dengan membangun sumur bor namun sampai saat ini tidak berfungsi.

Oleh karena itu, solusi alternatif yang lebih praktis adalah membeli air tangki. Dan masyarakat di Desa Taaba sudah biasa membeli air tangki dengan harga kisaran Rp. 100.000 sampai 150.000. Rata-rata tiap rumah memiliki fiber ukuran 1.200 dan 2.200 liter untuk menampung air.

Kata Ida, di musim kemarau seperti saat ini, pemerintah desa berupaya membantu mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli air dengan cara mendistribusikan air gratis yang dilakukan pemerintah desa.

Ida Nahak mengucapkan terima kasih kepada Polres Malaka melalui Polsek Weliman yang sudah membantu air bersih 10.000 liter.

Dirinya sementara mengajukan surat permohonan kepada Pemerintah Kabupaten Malaka melalui Dinas Sosial untuk mendapatkan bantuan air bersih bagi masyarakat Desa Taaba.

Sejumlah warga Desa Taaba yang dihubungi wartawan, mengaku senang seraya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Taaba yang benar-benar peduli dengan kebutuhan masyarakatnya.

Kata mereka, kepala Desa Taaba sangat peka dengan situasi dan kebutuhan masyarakatnya.

Di saat masyarakat kekurangan air bersih, kepala desa langsung cepat merespon dengan mendistribusikan air bersih.

"Saat kami susah air minum, kepala desa langsung bawa air kasih kami pakai mobil tangki," tutur Novalinda Hoar diamini Servasius Nahak dan Fidelis Tahu.

Menurut mereka, selain rasa peduli, kepala desa Taaba juga melayani dengan hati tulus.

"Coba kita lihat, kepala desa saja datang ke rumah-rumah untuk bagi air. Dia sudah bantu kita air, terus dia datang lagi dan pegang selang untuk bagi air ke masyarakat", tutur warga. ***

Editor: Fredrik Bau

Sumber: Media Kupang

Tags

Terkini

Terpopuler