Dokter Cantik Ingin Bunuh Diri di Jembatan Liliba, Simak Penyebab Seseorang Ingin Mengakhiri Hidupnya!!!

12 Agustus 2022, 09:20 WIB
Pengumuman Dilarang Bunuh diri di Jembatan Liliba /Miju/Tangkapan layar Instagram @eviratnaes

MEDIA KUPANG - Kamis 11 Agustus 2022, Warga Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara  Timur digemparkan dengan peristiwa percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang gadis cantik di Jembatan Liliba.

Gadis cantik yang kemudian diketahui bernama TP (24 tahun), adalah seorang dokter magang di Puskesmas Manutapen, Kota Kupang.

Selain itu TP sendiri kemudian diketahui indekost di sebuah rumah kost di dekat rumah Sakit Siloam, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Beruntung warga berhasil menggagalkan aksi bunuh diri tersebut sehingg sang dokter akhirnya bisa di evakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Naimata untuk perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Operasi Gabungan di Tiga Titik, 105 Kendaraan di Malaka Terjaring Gegara Tak Bayar Pajak

Kita semua pasti bertanya-tanya, apa penyebab seseorang ingin bunuh diri?

Dilansir Media Kupang dari hellosehat.com, Jumat 12 Agustus 2022 Keinginan mengakhiri hidup dapat didasari oleh beberapa faktor berikut:

1. Depresi

Depresi adalah salah satu mental illness atau penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari. Seringnya seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah.

Begitu juga, ketika seseorang murung dan selalu menutup diri, kadang orang-orang berasumsi dan mengira itu adalah karakter seseorang yang pemalas atau bahkan tidak pandai bergaul.

Depresi juga sering membuat seseorang punya pikiran bahwa tidak ada orang yang sayang padanya lagi, membuat seseorang menyesali hidupnya, atau bahkan berpikir bila ia mati tidak ada yang rugi.

Baca Juga: Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Samuel Hutabarat: Jangan Ada yang Ditutupi

2. Adanya sikap impulsif

Impulsif artinya melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Impulsif memang tidak sepenuhnya buruk, selalu ada sisi baiknya. Orang-orang yang impulsif dapat melakukan sesuatu secara spontan

Akan tetapi orang yang impulsif biasanya menjadi ceroboh dan cenderung nekat. Sayangnya, perilaku impulsif ini bisa bahaya bila dibarengi dengan munculnya pikiran negatif, berisiko menyebabkan ia berpikir cepat untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

3. Masalah sosial

Ada beberapa orang yang berniat tidak ingin bunuh diri. Sayangnya, karena orang tersebut tidak bisa bertahan dan keluar dari masalah sosial yang dihadapi , akhirnya ia memilih bunuh diri.

Masalah sosial seperti dikucilkan, bullying, atau bahkan dikhianati bisa menjadi pemicu orang berpikir mengakhiri hidupnya. Beberapa orang berpikir dengan mencelakai dirinya sendiri, ini dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

Baca Juga: Singgung Pinjaman Daerah, Gubernur NTT Minta Bupati Ikat Kaki Ketua DPRD Buang di Laut

4. Filosofi tentang kematian

Beberapa orang memiliki filosofi berbeda tentang kematian. Bahkan muncul istilah “orang yang bunuh diri, bukan ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dirasakan.” Rasa sakit di sini bisa mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Orang-orang seperti ini tidak dalam keadaan depresi. Mereka melihat tidak adanya peluang untuk hidup, sehingga memilih takdirnya sendiri dengan mempercepat untuk mengakhiri rasa sakit tersebut.

5. Sakit mental lainnya

Studi Psychological Autopsy menemukan bahwa dalam kasus bunuh diri ditemukan adanya satu atau lebih diagnosis sakit mental pada 90% orang yang bunuh diri. Juga ditemukan satu dari dua puluh orang yang menderita skizofrenia mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada kelainan kepribadian seperti antisosial, borderline, dan narcissistic personality disorder.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru PT CJ feed and Care Indonesia untuk SMK dan S1, Paling Lambat 19 Agustus 2022

Faktor lainnya yang harus diwaspadai, seperti:

- Pengalaman buruk yang memicu trauma

Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terbentuk di dalam alam bawah sadar seseorang. Pada akhirnya, akan terasa adanya kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut. Trauma tersebut akan menghambat seseorang, bahkan jika seseorang tidak sanggup memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri atas hal buruk yang terjadi padanya. Dampak fatalnya, ia berisiko bunuh diri.

- Faktor keturunan

Riwayat keturunan genetik juga bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga Anda yang memiliki riwayat bunuh diri, Anda perlu melatih adanya pikiranpositif ketika memiliki masalah berat atau dalam keadaan apa pun, tetaplah berpikir positif.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru PT IFARS Pharmaceutical Laboratories, Cek Syarat dan Link Pendaftaran

Tanda seseorang yang ingin bunuh diri

Anda bisa mengamati tanda seseorang ingin bunuh diri jika ada perubahan perilaku yang terjadi pada keluarga atau kerabat Anda. Bisa jadi, orang tersebut tidak mampu menghadapi permasalahannya dan sedang membutuhkan pertolongan.

Ada beberapa tanda seseorang ingin bunuh diri, seperti:

- Selalu berbicara putus asa atau menyerah

- Selalu membicarakan tentang kematian

- Melakukan tindakan yang mengantar pada kematian, seperti menyetir ugal-ugalan, melakukan olahraga ekstrem tanpa berhati-hati, atau mengonsumsi dosis obat berlebihan

Baca Juga: Satgasus Merah Putih Pimpinan Irjen Ferdy Sambo, Resmi Dibubarkan Kapolri

- Kehilangan minat pada hal yang ia sukai

- Berbicara atau mem-posting sesuatu dengan kata-kata galau masalah hidup, seperti tidak ada harapan dan merasa tidak berharga

- Mengatakan sesuatu yang menyalahkan dirinya seperti “ini semua tidak akan terjadi jika aku tidak ada di sini” atau anggapan “mereka akan lebih baik tanpa diriku”

Perubahan suasana hati yang drastis, dari sedih bisa tiba-tiba merasa bahagia
Berbicara tentang kematian dan bunuh diri

Mengucapkan selamat tinggal pada seseorang, padahal ia tak ada rencana pergi ke mana-mana.

-Depresi berat yang membuatnya memiliki gangguan tidur

Itu sejumlah tanda dan penyebab seseorang ingin bunuh diri.***

Editor: Primus Nahak

Sumber: hellosehat.com

Tags

Terkini

Terpopuler