TIPS Mengolah Daging dan Susu Sapi Agar Aman Dikonsumsi, Tidak Perlu Khawatir Dengan Wabah PMK Lagi

- 19 Mei 2022, 01:52 WIB
Ilustrasi. Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jatim Jumat 13 Mei 2022. Wabah PMK di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar itu mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta perekor. /Antara/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi. Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jatim Jumat 13 Mei 2022. Wabah PMK di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar itu mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta perekor. /Antara/Ari Bowo Sucipto /

MEDIA KUPANG – Para peternak di Indonesia saat ini sedang dilanda rasa was-was terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang mewabah.

Wabah PMK juga tentunya membuat konsumen turut merasa khawatir terhadap stok daging untuk memunuhi kebutuhan sehari-hari.

Sejumlah orang tentu merasa kurang nyaman dan menghindari untuk mengkonsumsi daging di masa-masa seperti sekarang.

Baca Juga: Tersandung Kasus Korupsi 323 Kepala Daerah di Seluruh Indonesia Ditangkap

Baca Juga: Suami Merantau ke Malaysia, Istri 'Digoyang' Ketua Lingkungan Umaklaran Kabupaten Belu Hingga Hamil

Kemunculan wabah PMK ini membuat konsumen mulai berpikir ulang sebelum memilih daging dan susu sapi untuk dikonsumsi.

Wajar merasa khawatir namun tidak perlu panik. PMK pada hewan diketahui tidak bakal menulur kepada manusia.

Selama daging dan susu sapi diolah dengan baik, tentu tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Liputan Khusus ke Timor Leste, Najwa Shihab : Elit Politik Indonesia Harus Belajar dari Timor Leste

Baca Juga: Nelayan Labuan Bajo-Alor 'Dulang' Rupiah Dari Ikan Tuna

“PMK pada ternak tidak bersifat zoonosis. Artinya, tidak dapat menular atau menginfeksi manusia. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir dalam mengonsumsi daging dan susu. Asalkan diolah atau dimasak dengan benar, maka aman,” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati.

Suharini mengatakan, PMK merupakan penyakit infeksi virus yang akut dan sangat menular pada hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Tingkat penularannya pada hewan sangat tinggi, mencapai 90-100 persen. Tingkat kematiannya tinggi pada hewan ternak dengan usia muda.

Baca Juga: Bengkel APPeK dan YAPPIKA ActionAid Gelar Pelatihan Kebencanaan Bagi Komunitas Sekolah

Baca Juga: Sukses Budi Daya Ribuan Pohon Tomat, Petani di Belu Ini Bagikan Tips Keberhasilannya

Suharini menuturkan, virus PMK terdapat pada darah, air liur, dan jeroan hewan yang sakit.

Virus berpotensi menularkan ke hewan lainnya melalui air cucian jeroan dan potongan sisa jeroan.

Potongan sisa jeroan yang dibuang sebagai sampah berpotensi jadi sumber penularan bagi hewan yang memakannya.

Suharini mengimbau masyarakat untuk meningkatkan keamanan ketika mengonsumsi daging dan susu di tengah wabah PMK. Dia membagikan cara mengolah daging dan susu agar aman dikonsumsi.

Baca Juga: Calon Peserta PPPK Guru Tahap 3 Wajib Tahu, Ada Surat Dari Kemedikbud untuk Sikronisasi Data Ini

Baca Juga: Flairene, Si Atlet Debutan Penyumbang Emas SEA Games Nomor Renang 100 Meter

Ilustrasi. Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jatim Jumat 13 Mei 2022. Wabah PMK di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar itu mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta perekor. /Antara/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi. Peternak mengikat sapi miliknya yang dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jatim Jumat 13 Mei 2022. Wabah PMK di sejumlah daerah justru membuat harga sapi di pasar itu mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta perekor. /Antara/Ari Bowo Sucipto

  1. Masak susu hingga mendidih sambil diaduk secara perlahan.
  2. Rebus daging dalam air yang mendidih selama 30 menit atau simpan terlebih dulu di dalam lemari pendingin minimum 24 jam. Hal itu perlu dilakukan agar PH daging kurang dari 6. PH kurang dari 6 akan mematikan virus PMK pada daging.
  3. Selalu mencuci tangan sebelum, selama, dan setelah memasak jeroan daging. Wadah yang dipakai juga harus dicuci sebelum dan setelahnya.

DKPKP DKI Jakarta melaporkan, populasi ternak yang ada di DKI Jakarta jumlahnya sekitar 10.728 ekor yang terdiri dari sapi perah 1.349 ekor, sapi potong 1.723 ekor, kerbau 42 ekor, kambing potong 5.626 ekor, domba 1.620 ekor, dan kambing perah 368 ekor.

Baca Juga: Pemakaian Atribut Keagamaan Saat Sidang Dilarang Jaksa Agung, Tiada Lagi Terdakwa ‘Mendadak Alim’

Baca Juga: Hindari Kebiasaaan Tidur Malam Pakai Kipas Angin, Bahaya Ini Mengintai

“Mengingat jumlah tersebut, PMK ini perlu diwaspadai, Pemprov DKI akan terus memantau dan memperketat lalu lintas pengiriman ternak untuk mengantisipasi penyebarannya,” ujar Suharini dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara Rabu, 18 Mei 2022.***

Editor: Royan B

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x