Teka Teki Baju Hijau dan Madu di Acara Ngopi Bareng Kakan Imigrasi Atambua dengan Pena Batas RI-RDTL

24 Agustus 2023, 23:34 WIB
Teka Teki Baju Hijau dan Madu di Acara Ngopi Bareng Kakanim Atambua dengan Pena Batas RI-RDTL /Fredrik Bau/Media Kupang

MEDIA KUPANG - Waktu menunjukkan pukul 09.30 WITA ketika sejumlah wartawan media cetak, elektronik dan online tiba di kantor Kesehatan Pelabuhan yang kini menjadi kantor sementara Imigrasi Kelas II TPI Atambua.

Para wartawan termasuk Media Kupang tahu bahwa waktu tersebut sudah telat dari undangan yakni tepat pukul 09.00 WITA.

Sehari sebelumnya telah ada undangan dari Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Kelas II Atambua mengundang para wartawan yang tergabung dalam komunitas Persatuan Jurnalis Belu Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL untuk acara ngopi bareng pada Kamis 24 Agustus 2023 pukul 09.00 WITA.

Baca Juga: Kronologi Dua Orang Nelayan di Perbatasan RI-RDTL yang Hilang Beserta Perahunya

Menyadari bahwa sudah telat, sejumlah wartawan yang sudah hadir bergegas naik ke lantai II kantor tersebut sembari menunggu teman-teman lainnya.

Tiba di lantai II, para wartawan langsung disambut Kakanim Atambua yang sudah menunggu. Tak lama berselang, sebagian besar wartawan tiba lalu dimulailah acara ngopi bareng tersebut.

Ada sekitar 16 wartawan anggota Pena Batas RI-RDTL yang hadir dipimpin Yansen Bau selaku ketua.

Baca Juga: Dua Nelayan di Perbatasan RI - RDTL Hilang Beserta Perahunya, Kepala Desa : Hilang Sejak Jumat Lalu

Sedangkan Kakanim Atambua, K.A.Halim didampingi Kepala Seksi TI & Komunikasi Keimigrasian, Firdaus serta sejumlah staf.

Jika dihitung, acara seperti ini bukanlah kali pertama digelar. Sebelumnya di tahun 2020 juga pernah dilakukan namun acara ngopi bareng kali ini agak berbeda.

Acara kali ini dikemas secara apik namun tetap dalam suasana santai karena dipandu dan dibuka langsung Kakanim, K.A. Halim.

Baca Juga: Pasukan Elit di Indonesia Pada Masa Kerajaan, Mau Tahu Apa Saja? Berikut Daftarnya

Setelah menyampaikan sedikit pengantar atau kata sambutannya, Kakanim Atambua K.A.Halim mempersilakan Ketua Pena Batas RI-RDTL, Yansen Bau untuk berbicara.

Selanjutnya, tibalah sesi diskusi lepas di acara ngopi bareng. Sambil menyeruput kopi panas dengan ubi dan pisang rebus, Kakanim Atambua K.A. Halim memantik sesi diskusi dengan teka-teki berhadiah selembaran uang berwarna merah.

Ada dua teka teki berhadiah yang mengundang gelak tawa semua yang hadir di ruang tersebut.

Teka teki pertama adalah tentang Baju motif adat warna hijau yang dikenakan Kakanim pada hari itu. Yang menjawab benar menurut penilaian K.A.Halim akan mendapatkan hadiahnya. 

Menurut Halim, dirinya paling suka mengenakan pakaian adat tersebut dalam acara-acara. Apa makna dari baju motif adat berwarna hijau?

Sejumlah wartawan berebutan menjawab. Namun tak kunjung dibenarkan oleh Halim karena jawabannya dianggap sangat "ilmiah" dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Suasana cair, gelak tawa terdengar ketika tak satupun jawaban yang dinilai tepat. Hadiah akhirnya didapatkan wartawan TVRI NTT, Andre Witak karena paling terakhir menjawab dan jawabannya dinilai unik.

Melihat ada teman yang mendapat hadiah, wartawan lainnya mulai ancang-ancang tak sabar untuk teka teki berikutnya.

Teka teki berikutnya, adalah tentang apa perbedaan madu palsu dengan madu asli?

Semua mulai buka 'jurus'. Ada yang bilang untuk membedakan madu palsu dengan asli cukup pakai kertas. Madu palsu akan merembesi kertas sedangkan madu asli tidak.

Ada juga yang bilang, madu palsu akan dikerubungi semut sedangkan madu asli tidak.

Jawaban demi jawaban dari wartawan tidak ada yang kena alias dibenarkan oleh Halim.

"Semua jawaban benar tapi ini subyektif. Suka-suka Kakanim untuk menentukan jawaban yang paling tepat," kata Halim disambut tawa para wartawan.

Semua tertawa, merasa lucu karena tidak bisa memberikan jawaban yang tepat sesuai keinginan Kakanim.

Halim lantas memberikan kisi-kisi bahwa madu yang dimaksud merupakan kiasan dalam rumah tangga.

Akhirnya, hadiah dari teka-teki tersebut diberikan kepada Ketua Pena Batas, Yansen Bau karena jawabannya dinilai paling benar.

Selain sesi teka-teki berhadiah, acara ngopi bareng ini diisi dengan diskusi sersan (serius tapi santai) antara lain tentang bagaimana kerjasama, kolaborasi dan kemitraan antara Pena Batas RI-RDTL dengan Imigrasi Atambua di wilayah perbatasan ini.

K.A. Halim menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kepada komunitas Pena Batas yang telah banyak membantu Imigrasi Atambua dalam glorifikasi berita-berita positif tentang Imigrasi Atambua sehingga Imigrasi Atambua dapat dikenal lebih oleh masyarakat.

Menurutnya, acara ngopi bareng itu dilakukan guna mempererat kerjasama dalam bidang penyebaran informasi khususnya informasi keimigrasian.

“(Provinsi) Nusa Tenggara Timur, harus bisa dikenal oleh dunia luar. Sebab kenapa, karena tempat kita ini terutama Atambua dikenal sebagai daerah yang berbatasan dengan Timor Leste maka harus kita publikasikan bagaimana indahnya alam di sini,” ujar K.A. Halim.

“Hal ini sesuai dengan Nawacita Presiden Joko Widodo di mana bahwa pembangunan dimulai dari perbatasan. Oleh karena itu mari bersama-sama kita publikasikan berita yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat,” lanjut K.A. Halim.

K.A. Halim menyampaikan antara Imigrasi Atambua dan Pena Batas menjunjung asas kerjasama dengan mengedepankan persahabatan, kekeluargaan, kebersamaan dan kekompakan.

Diharapkan juga Imigrasi Atambua dapat menjadi problem solver atau solving maker bagi teman-teman Pena Batas apabila di kemudian hari ditemukan masalah terutama yang berkaitan dengan hal keimigrasian.

Ketua Pena Batas RI-RDTL, Yansen Bau pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada Imigrasi Atambua sebagai mitra para wartawan termasuk Pena Batas.

Dirinya mengatakan, para wartawan dari media online, cetak dan elektronik yang tergabung dalam Pena Batas RI-RDTL siap mendukung serta berharap, kerjasama dari Imigrasi Atambua dijaga dan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

"Kerjasama ini bagus dan terus ditingkatkan. Harapannya, semua kegiatan Imigrasi Atambua bisa mengundang atau melibatkan wartawan. Karena ada kegiatan-kegiatan imigrasi yang menarik untuk diliput secara on the spot oleh para wartawan," ujarnya. ***

Editor: Fredrik Bau

Sumber: Media Kupang

Tags

Terkini

Terpopuler