Judi Marak di Belu, Kritik Pedas Romo Sipri ; Kapolres dan Dandim Minta Pindah Saja Kalau Tak Bisa

- 26 November 2023, 10:40 WIB
Judi Marak di Belu, Kritik Pedas Romo Sipri ;  Kapolres dan Dandim Minta Pindah Saja Kalau Tak Bisa
Judi Marak di Belu, Kritik Pedas Romo Sipri ; Kapolres dan Dandim Minta Pindah Saja Kalau Tak Bisa /Media Kupang

MEDIA KUPANG - Kritikan pedas dilontarkan tokoh agama di Kabupaten Belu, Perbatasan RI-RDTL terkait maraknya aksi perjudian bola guling, kupon putih, sabung ayam dan lainnya akhir-akhir ini. 

Salah satu tokoh agama tersebut adalah Romo Sipri Tes Mau yang adalah salah satu pastor di Keuskupan Atambua.

Romo Sipri atau yang akrab disapa Rosi ini malah mengungkapkan bahwa dirinya mendapat informasi judi dilakukan oleh oknum aparat.

Baca Juga: Kisah Ayah Dua Orang Anak Dari Perbatasan RI-Timor Leste, 10 Tahun Mengabdi Sebagai Guru Honorer

"Saya dengar, katanya ada aparat punya meja bola guling. Entahlah benar atau salah saya mohon maaf.

Tapi bagi saya, kalau memang betul aparat (oknum) punya meja bola guling, mau cari kekayaan apa lagi. Kalau tidak cukup makan gaji yang diberikan republik ini, carilah pekerjaan yang halal.

misalnya kerja kebun kah, buka warung kah, pelihara babi kah, dan lain-lain," katanya saat dimintai komentarnya, Sabtu 25 November 2023.

Baca Juga: Rayakan Hari Orang Muda Sedunia Dan Alor Youth Day I, OMK Se-Kabupaten Alor Temu Iman Di Stasi Takalelang

Rosi mengatakan, dirinya adalah anak tentara dan dia tahu ayahnya sangat membenci judi.

"Bapak saya Purnawirawan TNI, dgn gaji kecil ia hidupkan kami. Baginya, judi itu haram," tegasnya.

Menurut Rosi, judi di Belu akan berhenti bila para oknum penegak hukum dan aparat keamanan lebih dahulu berhenti.

"Bola guling tidak akan berhenti kalau 'misalnya' Meja-meja adalah milik mereka," ungkap Rosi.

Baca Juga: Judi Bola Guling di Kabupaten Belu Perbatasan RI-RDTL Semakin Marak

Judi itu menguras uang kaum kecil

Lebih lanjut Rosi mengatakan, masyarakat harus sadar bahwa Judi itu membuat orang kaya makin kaya, org miskin makin miskin. Banyak keluarga hancur, suami istri berkelahi karena uang habis di judi.

"Kalau masyarakat merasa diri sebagai org susah, sulit cari uang, yaa berhentilah berjudi," ujarnya.

Dirinya merasa prihatin bahwa Belu kabupaten orang bersahabat, tapi orang bersahabat bukan untuk saling membangun hidup yang bermutu malah saling merugikan, saling mendukung dalam perbuatan yang dilarang Gereja.

"Saya sangat membenci praktek Judi, apa pun itu. Saya tidak akan pernah berhenti melarang bahkan sering mengejar kalo ada orang beramai-ramai main judi," tegasnya.

Rosi meminta masyarakat agar menghormati, menghargai hasil keringat sendiri. Hargainya hasil kerja keras untuk mendapatkan uang.

Lebih baik menabung atau menggunakan uang untuk kebutuhan hidup dari pada jatuh susah dan makin melarat karena judi.

"Kalau Bapak Kapolres dan Bapak Dandim bersama perangkat-perangkatnya tidak bisa berkolaborasi memberantas Judi di Belu, sebaiknya segeralah minta pindah saja," pungkasnya.

Sebelumnya, aksi perjudian di Kabupaten Belu Perbatasan RI-RDTL bukan saja makin marak terjadi tetapi secara terang-terangan bahkan di dekat kantor polisi.

Jika selama ini diberitakan hanya di sejumlah tempat seperti di Kecamatan Raimanuk dan Halilulik, Kecamatan Tasifeto Barat (Tasbar). Kini ada lagi di Pasar Rakyat Sabete-Wedomu, Kecamatan Tasifeto Timur (Tastim).

Bahkan di Kecamatan Tastim ini, lokasi judi hanya berjarak sekitar 700 meter namun terlihat tak 'diusik' aparat kepolisian.

Tak hanya itu ada warga yang terlihat memungut sejumlah uang di arena judi dengan alasan uang keamanan.

Pantauan tim media ini pada Sabtu (24/11/2023) sekitar pukul 11.00 WITA, Judi Bola Guling (BG) dan arena Sabung Ayam menghiasi pasar rakyat Sabete, Wedomu di desa Manleten Kecamatan Tasifeto Timur.

Salah satu oknum masyarakat tersebut mengambil sejumlah uang dari bandar bola guling untuk menyerahkan ke pihak keamanan.

Saat ditanya media, ia menjawab uang tersebut untuk pihak keamanan.

"Oh ini uang keamanan wilayah pak," jawab seorang warga yang tidak diketahui namanya.

Ditanya jumlah nominal uang tersebut, dia menjawab Rp 600 ribu.

Informasi yang berhasil dihimpun awak media ternyata judi di lokasi tersebut rutin setiap hari pasar yakni hari Sabtu.

Kasi Humas Polres Belu, Ketut Karawa yang dikonfirmasi media ini, Sabtu 25 November 2023 siang mengatakan aksi perjudian sudah ditutup semua.

"Saya sudah konfirmasi dan tutup semua," kata Karnawa melalui whatsapp. ***Vhegal

 

Editor: John Taena

Sumber: Media Kupang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x