MEDIA KUPANG - November merupakan bulan yang istimewa bagi mereka yang menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa.
Setiap tanggal 25 November para pahlwan tanpa tanda jasa ini akan merayakan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI).
Hal ini juga yang dirasakan oleh Lukas Kolo (37), salah satu guru bahasa Indonesia di SMP Negeri Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Povinsi Nusa Tengara Timur (NTT).
Meski ikut merayakan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, nasibnya sebagai seorang pendidik boleh dikata masih jauh dari kata layak.
Banyak suka duka sebagai seorang pendidik selama 10 tahun terakhir telah dinikmati di kota satelit yang menjadi pintu gerbang antara daerah enclave Oecuse ( Timor Leste ) dan Indonesia.
Mulai dari dari numpang di rumah keluarga hingga akhirnya tinggal di perpustakaan sekolah bersama istri dan dua orang anaknya, telah dilakukan oleh salah satu alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Timor (UNIMOR), demi mendidik genarasi muda penerus bangsa.
Baca Juga: Alor Usul 5 Ruas Jalan Untuk Dibiayai Dana Inpres 2024, DAK Dapat 28 Miliar
Kisah guru yang satu ini bermula pada tahun 2013 silam. Usai dinyatakana lulus dan diwisuda bersama ratusan sarjana dari UNIMOR pada 1 Juli 2013, Lukas Kolo (37) tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan impiannya sebagai guru Bahasa Indonesia.