Selain kekayaan budaya dan istiadat yang dimiliki, Pulau Sumba juga dikenal dengan hamparan padang sabana yang terbentang luas sejauh mata memandang dengan kawanan ternak Kuda Sandelwood, Kerbau dan Sapi Sumba Ongole sejak zaman penjajahan.
“Kenapa bukan kain tenun Sumba yang diberikan sebagai cendera mata kepada Presiden Jokowi saat kunjungan ke Kabupaten Sumba Timur?” demikian sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh Kepala Dinas Peternakan Sumba Timur, drh. Yohanis A. Praing, saat membuka percapakan dengan MaxFmWaingapu.com, Minggu 5 Juni 2022.
Sebuah sajak bahasa Sumba yang bila diterjemahkan, kira-kira memiliki arti ‘kuda adalah belahan jiwa’.
Bagi orang Sumba, ujarnya, kuda bukan hanya sekedar alat transportasi. Kuda adalah bagian untuk memenuhi kebutuhan hidup, memnuhi protein bagi keluarga setiap anggota keluarga.
Baca Juga: Terjadi Lagi Aksi Penembakan Massal di AS, Sembilan Korban Tewas dan Puluhan Orang Luka-Luka
Dia menegaskan, “Maka ketika seekor kuda ditunggangi, dia tidak akan menghianati tuannya. Tidak pernah ada ceritera sejak leluhur, kalau ada menjatuhkan tuannya ke dalam jurang. Kuda sebenarnya yang paling sempurna dalam tanda petik dari semua binatang.”
Sebuah keyakinan bagi orang Sumba, jikalau seekor kuda tunggangan tiba-tiba kencing saat ditunggang, hal itu menandakan petaka atau kesialan akan dialami oleh penunggannya.
Dia mengatakan, “Tandanya ayah atau ibu kita meninggal, itu tanda alam. Sehingga tidak pernah kita tunggangi, kuda itu akan kencing, walaupun ditunggangi sepanjang hari mulai dari pagi hingga sore, biasanya tidak akan kecing ketika tuanya sudah.”
Kuda adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang Sumba. Selain sebagai makluk yang dianggap paling setia, Kuda juga akan menjadi bagian dari seorang lelaki Sumba ketika hendak memiliki pendamping hidup.