Watu Yohanes menggaris bawahi bahwa pesan tersebut adalah peta jalan baru demi perjuangan kemanusiaan yang adil dan beradab sebagaimana Magnifikat Maria (Lk 1: 50-53).
Lanjut peneliti kebudayaan ini, pesan Natal Uskup mengandung nilai ekologis. Dalam terang Laudato Si bertujuan memanusiakan kehidupan sosial melalui tiga gatra tadi. Pesannya mengajak kita untuk wajib bersahabat dengan lingkungan alam (ekosistem) seraya mengajak alam raya (makrokosmos) untuk bersama-sama memuliakan Tuhan Yang Mahatinggi
Berhadapan dengan anomali iklim dan anomali virus (Corona Virus-19, Human Imunodeficiency Virus, Hepatitis, dan Tuberkulosis) umat manusia patut meletis 'jalan-jalan baru' pada level fisik, psikologis dan spiritual dalam tuntunan hukum dasar cinta kasih demi membuahkan Sembilan roh kebaikan (Gal 5:22-23).
Secara literel, warta nabi Yesaya dalam bacaan pertama Natal tahun ini mewahyukan tentang kelahiran Immanuel dari seorang Perawan (Yes 7:4) yaitu Yesus Kristus. Yesus: penasihat ajaib dan raja damai (Yes 9: 5) adalah nabi yang segenerasi dengan Budha di India dan Konfusius di China. Bersama Yesus Kristus dan Bunda Maria mereka adalah para guru peradaban lintas batas dan zaman (overlapping time-geiheist).
Menutup pesannya pengajar Filsafat Kebudayaan Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira ini menegaskan; pesan Natal dari Uskup dengan dukungan doa Bunda Maria wajib diaktualisasikan dalam program kerja yang terukur di setiap Paroki.***