Dua tahun kemudian atau pada 1983, Salman Rushdie menerbitkan novel ketiganya berjudul Shame. Selanjutnya adalah Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) yang merupakan novel keempat.
Ayat-ayat Setan yang diterbitkan pada 1988 itu menuai kontroversi, bahkan menjadi ancaman bagi Rushdie sendiri. Novel itu dinilai menyinggung dan melecehkan umat muslim.
The Satanic Verses sendiri adalah kisah surealis dua aktor India yang pesawatnya dibajak dan meledak di atas Selat Inggris. Mereka, entah bagaimana berhasil selamat hingga terdampar di pantai Inggris.
Salah satunya menjelma sebagai malaikat agung, sedangkan yang satunya lagi sebagai iblis. Salman Rushdie dalam Ayat-ayat Setan, menamai pelacur dengan nama-nama istri Nabi Muhammad.
Baca Juga: Linda Liudianto, Buron Korupsi Kredit Macet Bank NTT Ditangkap Kejagung di Jakarta
Salman Rushdie juga menghadirkan karakter seorang nabi bernama Mahound yang di bawah pengaruh Lucifer. Dikatakan bahwa seseorang dapat berdoa kepada tuhan selain Allah–sebelum akhirnya menyadari kesalahannya.
Novel itu diprotes, dikecam, oleh negara-negara muslim di dunia. Pemimpin Spritual Iran saat itu, Ayattolah Khomeini bahkan menerbitkan fatwa untuk menghukum mati Salman Rushdie pada 14 Februari 1989.
Ia diteror selama hampir 30 tahun. Akhirnya ia harus berpindah-pindah tempat dan sempat menggunakan nama Joseph Anton untuk bersembunyi.
Selain Iran, Pakistan dan para pemimpin komunitas Muslim di Inggris pun mengecam Ayat-ayat Setan. Bagi mereka, novel itu adalh wujud penghujatan terhadap kaum muslim. Demonstrasi terjadi di mana-mana.
Baca Juga: Telusuri Kasus Pembunuhan Brigadir J, Timsus Berangkat ke Magelang