Usai dilecehkan, Paulo kaget dan kebingungan. Dalam kondisi demikian, ia pun akhirnya tertidur.
Korban Diberi Uang, Takut Ungkap Pelecehan Sek**al
Senin pagi, ketika bangun, Paulo diberi sejumlah uang oleh Uskup Belo. “Pagi itu, saya lari kencang. Saya takut. Saya rasa sangat aneh.”
Lebih lanjut, Paulo mengatakan, “ini bukan salah saya. Uskup Belo yang mengundang saya. Dia Pastor. Dia seorang Uskup. Dia beri kami makan, dan selalu bicara baik. Tapi dia, mengambil keuntungan dan kesempatan dari semuanya itu.”
“Ini sangat menjijikkan, dan saya tidak akan pernah ke sana lagi,” lanjut Paulo.
Paulo menyimpan masalah itu untuk dirinya sendiri. Ia tidak memberitahu siapa pun tentang pelecehan se**ual yang dialaminya – dilakukan oleh Uskup Belo. Selain Paulo, ada korban lain lagi bernama Roberto.
Saat itu, ada pesta Gereja. Umat di Dili senang dan gembira karena peraih Nobel Perdamaian itu akan hadir dalam perayaan itu.
Roberto pun ada di sana, ikut menyaksikan pementasan dan konser musik. Remaja yang saat itu berusia 14 tahun, sesuai pengakuannya, ia dipandang Uskup Belo dengan tatapan tajam.
Saat itu juga, Uskup Belo meminta Roberto untuk pergi ke biara – kediaman sang Uskup. Asyik di biara, malam makin larut. Roberto tidak bisa pulang ke rumah.