Jelang Iduladha Banyak Sapi Masih Terpapar PMK, Pemkot Palembang Kesulitan Obat Penyembuhan Ternak

8 Juni 2022, 17:08 WIB
Ilustrasi. Viral video seorang peternak histeris meratapi sapinya yang mati karena terjangkit PMK. /Facebook/Lapor Lumajang/

 

MEDIA KUPANG – Hari raya kurban yang akan jatuh pada 9 Juli 2022 sudah di depan mata.

Menjelang Iduladha di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Semsel), masih banyak hewan ternak sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hingga saat ini Pemkot Palembang melaporkan masih mengalami kesulitan dalam upaya mendapatkan pasokan obat untuk mengatasi PMK di kota tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palembang, Sayuti di Palembang pada Rabu 8 Juni 2022.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok Lembata Meningkat, Ketinggian Erupsi Capai 800 Meter Disertai Asap Kelabu

Baca Juga: Terlibat Kasus Pembunuhan Bocah 12 Tahun, Seekor Sapi Ditangkap Polisi dan Disidangkan di Pengadilan

Menurut  Sayuti, salah satu penyebab kesulitan dalam upaya mendapatkan obat untuk penyembuhan ternak sapi di kota itu adalah kehabisan stok di tingkat distributor.

Stok obat PMK di tingkat distributor pusat telah habis untuk memenuhi pasokan di Jawa.

Sementara stok obat di gudang penyimpanan Dinas Peternakan Provinsi juga dalam kondisi terbatas lantaran disiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan di kabupaten/ kota lainnya.

“Ya, itulah kendalanya, sehingga dokter hewan terpaksa memberikan obat manusia seperti paracetamol dan amoxicillin ke sapi yang terpapar PMK itu sebagai langkah alternatif,” jelas Sayuti dikutip mediakupang.pikiran-rakyat dari Antara.

Baca Juga: Semburan Lumpur Panas Gegerkan Warga Desa Napan TTU di Wilayah Perbatasan RI – Timor Leste

Baca Juga: Ratusan Anggota PMKRI dan FSMPK Lakukan Aksi Demonstrasi di Depan Gedung DPRD Belu

Sayuti menjelaskan Pemerintah Kota Palembang sedang berkonsultasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Balai Veteriner Lampung, dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) untuk segera mendapatkan pasokan obat tersebut.

Sebab ketiadaan stok obat-obatan tersebut menyebabkan jumlah sapi yang terpapar PMK di Palembang terus bertambah sejak sepekan terakhir ini, bahkan mencapai seribu ekor lebih.

“Kalau tidak segera diberikan obat-obatan tentu juga bisa mati, khususnya lagi wilayah paparan akan semakin luas seperti yang terjadi saat ini,” katanya.

Karena itu, kata Sayuti, Pemerintah Kota Palembang berjanjit akan terus berupaya menyelesaikan permasalahan PMK ini.

Baca Juga: Beredar Imbauan Guru Eks Teko untuk Berdemo, Ketua PGRI Kabupaten Belu Buka Suara

Baca Juga: Kandungan dan Manfaat Tanaman Porang

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan Jafrizal mengatakan, obat-obatan yang dibutuhkan tersebut di antaranya, antihistamin, vitamin dan penurun demam.

Setiap obat-obatan itu diharapkan bisa segera disediakan untuk mengefisiensikan upaya penyembuhan terhadap sapi terpapar PMK, yang sudah tersebar secara merata ke seluruh peternakan yang ada di Palembang.

Wilayah sebaran tersebut meliputi mulai dari peternakan sapi di kawasan Sekojo, Talang Jambe, Keramasan, Gandus, Sukawinatan, Sako, dan Sukajaya.

“Ya.. kondisinya kami menemukan selama satu pekan terakhir ini sudah banyak sapi yang terpapar PMK, dan ini sudah hampir merata di seluruh wilayah peternakan sapi di Kota Palembang,” katanya.

Ia menambahkan banyaknya sapi yang terpapar itu dipengaruhi oleh ketidaktelitian para peternak dalam mendatangkan dari luar daerah dan longgarnya pembatasan lalu lintas angkutan ternak, di mana sapi yang didatangkan itu berasal dari daerah dalam kondisi tingkat paparan PMK-nya sedang tinggi termasuk diantaranya Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Juga: Guru PPPK yang Lolos Passing Grade 2021, Jadi Prioritas di 2022

Baca Juga: Bisa Ganti Tandatangan di KTP - el ? Simak Jawaban Dirjen Dukcapil Kemendagri

Padahal para peternak sudah diimbau untuk memperketat pengecekan kesehatan sapi yang mereka pesan bahkan diwajibkan untuk tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, yang tidak dilengkapi surat tanda sehat hasil pemeriksaan medis kedokteran.

“Jadi inilah dampaknya, kalau masih ada yang masukkan sapi diam-diam, misal dari Tanjung Raja, Ogan Ilir, yang tingkat paparannya tinggi. Sebab PMK inikan virus jadi bila satu saja sapi terjangkit maka akan cepat menyebar bahkan di radius 3 kilometer,” katanya.

Maka dari itu, ia berharap kendala yang ditemukan di lapangan tersebut bisa direspons pemerintah supaya tidak terjadi kondisi yang fatal yakni kematian sapi secara massal, lalu berpengaruh pada kurangnya pasokan sapi untuk hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah pada bulan Juli.

Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Sapi Usaha Lestari Palembang, Yani mengatakan, pihaknya mencatat secara keseluruhan data yang dihimpun dari para peternak ada sekitar 1.500 sapi yang terpapar PMK.

“Jumlah keseluruhannya ada sekitar 1.500 sapi, khusus untuk di daerah Sukajaya mulai dari Sukawinatan, Suak Bato, Ponorogo, hingga Talang Jering, ada 150 sapi terpapar PMK,” katanya.

Baca Juga: Vanili Alor Kembali Di Eksport Ke Eropa

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Rabu 8 Juni 2022: Pisces Panen Cuan Gede, Leo Cepat Bayar Hutang

Menurutnya, sebanyak 150 ekor itu terdiri dari jenis sapi biasa, bali, dan limosin yang disiapkan untuk sebagai hewan kurban.

“Termasuk didalamnya ada sebanyak 60 ekor sapi bali dan limosin yang saya pelihara satu tahun ini juga terpapar PMK karena tertular dari sapi peternak lain sekitar kandang saya,” demikian Yani. ***

Editor: John Taena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler