Tendensi Hacker Bjorka untuk menulis ‘because’ di awal kalimat ini menunjukkan kebiasaan dalam Bahasa Indonesia yang cenderung memulai kalimat alasan dengan ‘karena’ atau ‘karena pada saat itu’.
Tulisan Hacker Bjorka yang diulasnya yaitu “Muchdi used BIN’s non-organic network, Pollycarpus Budihari Priyanto a pilot if PT Garuda Indonesia Airways, to kill Munir’s soul. Because at that time, it was known that Munir would fly to the Netherlands using Garuda Indoensia.”
Selanjutnya, kata janggal yang ditemukan Angelina Dea adalah ‘founding’ dalam kalimat Hacker Bjorka berikut ini. "Tuesday at around 10.47 am, Polly contacted Budi Santoso and said: “Founding big fish in Singapore.”
Angelina Dea menjelaskan, jika Hacker Bjorka menggunakan translator tool untuk menerjemahkan teks Polly, di manapun translation tool akan menerjemahkannya sebagai ‘finding’ atau ‘found’.
Fakta bahwa kata ‘founding’ ditulis di sini menunjukkan dua kemungkinan. Pertama adalah typo.
Kemungkinan kedua yang lebih masuk akal adalah Hacker Bjorka menerjemahkan teks tersebut secara manual. Ini berarti terbukti bahwa dia memahami Bahasa Indonesia dengan baik.
Pengamat Linguistik itu pun menemukan kejanggalan lain dari kata Bahasa Inggris yang digunakan Hacker Bjorka. Menurutnya, cerita Bjorka tentang ‘old man’ ini memiliki tenses inconsistency.
Dalam Bahasa Inggris, untuk menceritakan orang yang sudah meninggal, seseorang akan otomatis menggunakan ‘past tense’ karena mereka sudah tidak ada di dunia ini.