"Korban lupa berapa kali, karena dilakukan tiap ada kesempatan. Baru berhenti itu sekitar tahun 2020, setelah korban dijodohkan dengan santri di situ. Seminggu sebelum tunangan itu korban sempat dicabuli lagi, bahkan pelaku bilang ke calon suaminya," tuturnya.
Baca Juga: Selidiki Rumah Singgah Ferdy Sambo di Magelang Selama 3,5 Jam, Ini yang Dicari Timsus Polri
Menurut dia, korban tak berani melawan atau melaporkan perbuatan cabul yang dialaminya, karena takut dan segan oleh pelaku. Selain merupakan ustaz dan pimpinan pondok pesantren, kata Deki, pelaku ialah anak dari salah seorang pemuka agama.
Lebih lanjut, Deki mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan korban, ada 12 orang santriwati lain yang turut menjadi korban pencabulan oleh pelaku.
Malah, kata dia, rois di pesantren itu pun turut mengakui ada empat santriwati yang jadi korban pencabulan oleh pelaku.
"Kemungkinan jumlah korban lebih banyak, diperkirakan bisa sampai 20 santriwati, karena pencabulan ini sudah terjadi bertahun-tahun. Dia (pelaku) juga kan ahli hikmah, yang bisa melakukan pengobatan, itu diduga dijadikan modus juga oleh pelaku," katanya.
Saat melakukan praktik pengobatan rukiah, jelas dia, pelaku membawa setiap pasien perempuan masuk ke kamar yang tertutup. Dia menambahkan, pencabulan terhadap santriwati juga dilakukan di luar pesantren, dengan salah satu modusnya yakni mengajak santriwati berenang.
Deki menyatakan bahwa kasus pencabulan itu sudah dilaporkan ke Polresta Bandung pada pekan lalu. Akan tetapi, kata dia, terdapat berkas yang masih perlu dilengkapi sehingga laporan ke polisi akan kembali disampaikan lagi pada pekan ini.***
Disclaimer : Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Pimpinan Pesantren di Kabupaten Bandung Diduga Cabuli Belasan Santriwati